JAKARTA, KOMPAS.TV – Forum Komunikasi Ormas Maluku Cinta Damai meminta masyarakat Maluku tetap tenang menjaga kedamaian dan tidak terprovokasi isu liar soal bentrokan di Pulau Haruku dan juga di Sorong Papua Barat.
Dalam dua insiden yang melibatkan warga Maluku tersebut, sama sekali tidak terkait isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
“Kami mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat asal Maluku dan masyarakat Indonesia lainnya agar tidak memprovokasi dan menghasut atau mempropaganda situasi yang terjadi di Sorong Papua Barat dan di Maluku Tengah,” kata Juru Bicara Forum Komunikasi Ormas Maluku Cinta Damai Jamal Koedoeboen, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (24/1/2022).
Forum Komunikasi Ormas Cinta Damai ini terdiri dari 12 Ormas Maluku di Jakarta. Keterangan pers ini juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Maluku.
Baca Juga: Sikapi Bentrok di Haruku dan Sorong, Satudarah Motor Club Minta Masyarakat Maluku Jaga Silaturahmi
Siaran pers tersebut untuk menyikapi insiden di Sorong Papua Barat yang diduga melibatkan pemuda Maluku asal Kei dan Pelauw. Selain itu juga untuk mencermati bentrok warga Dusun Ori dan Negeri Kariuw di Pulau Haruku pada 26 Januari 2022 lalu.
Forum juga menyatakan mendukung pemertintah untuk segera melakukan rehabilitasi fisik dan sosial bagi korban insiden serta melakukan penegakan hukum.
“Agar persaudaraan sesama anak-anak Maluku, Salam –Sarani tetap terjaga dengan baik,” ujar Jamal Koedoeboen.
Baca Juga: Buntut Bentrok Pulau Haruku, Mahasiswa Maluku di Yogyakarta Deklarasikan Damai
Selain itu tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat Maluku diharapkan untuk terus mendorong agar setiap pertikaian yang melibatkan masyarakat Maluku diselesaikan dengan pendekatan kekeluargaan, adat dan budaya.
Sebelumnya Menko Polhukam Mahfud MD angkat bicara soal penyebab bentrok antarwarga di dua desa di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
Mahfud memastikan bahwa bentrok itu bukan konflik yang disebabkan oleh isu suku, ras, agama, dan antargolongan atau SARA.
Baca Juga: Polda Maluku: Masalah Batas Tanah Jadi Pemicu Bentrok Desa Ori Pelau dan Desa Kariu di Pulau Haruku
"Tidak ada satu pun yang bermotif SARA. Mohon jangan dikembang-kembangkan. Tidak ada motif SARA," tegas Mahfud dilansir dari Antara, Jumat (28/1/2022).
Kata dia, bentrok antarwarga di Haruku didorong oleh persoalan tanah, khususnya mengenai batas wilayah.
"Di Haruku itu konflik tanah antar penduduk desa yang merasa saling klaim. Jadi, bukan SARA dalam arti SARA yang dikenal dalam politik. (Itu konflik) tanah murni," tutur Mahfud.
"Alhamdulillah sekarang aman terkendali," tambah Mahfud.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.