NEW DELHI, KOMPAS.TV — Pejabat kesehatan India hari Kamis, (27/1/2022) mengatakan ada tanda-tanda infeksi Covid-19 di beberapa bagian negara itu mulai mendatar, tetapi memperingatkan kasus masih melonjak di negara bagian lain, terutama gara-gara penularan Omicron subvarian siluman yang sulit dideteksi, seperti dilansir Associated Press, Jumat (28/1/2022).
Sebagian besar kasus Covid-19 terkonsentrasi di 10 negara bagian India, di mana lebih dari 90 persen pasien memiliki gejala ringan dan dirawat di rumah, kata pejabat kesehatan federal Lav Agarwal, dalam konferensi pers yang dilansir Associated Press.
Tingkat infeksi di Haryana, Uttar Pradesh dan Delhi di utara, Maharashtra di pantai barat, dan Benggala Barat, Odisha di timur mulai menurun, katanya. Namun, kasus masih meningkat di negara bagian selatan Karnataka, Kerala, Tamil Nadu bersama dengan Gujarat dan Rajasthan di barat laut.
“Indikasi awal adalah (kasus) mulai mendatar dalam kasus-kasus yang dilaporkan di wilayah geografi tertentu,” kata Agarwal.
Dia mengatakan jumlah orang yang membutuhkan dukungan oksigen atau harus dirawat di rumah sakit selama lonjakan akibat Omicron saat ini lebih rendah daripada yang dipicu oleh varian delta tahun lalu, yang menjungkirbalikkan sistem kesehatan masyarakat India.
Varian Delta dideteksi hanya ada beberapa negara bagian di India. Urutan genetik menunjukkan lonjakan awal kasus pada bulan Desember didukung oleh versi awal varian omicron.
Tetapi sebagian besar kasus baru sekarang terkait dengan versi berbeda yang disebut BA.2, subvarian Omicron yang lebih tersembunyi, yang dikhawatirkan beberapa ilmuwan juga lebih mudah menular.
Baca Juga: India Nyatakan Siap Bekerja Sama dengan Indonesia Terkait Presidensi G20
Penurunan kasus mendorong beberapa otoritas lokal untuk melonggarkan pembatasan. Di New Delhi, restoran, bar, dan bioskop sekarang dapat beroperasi dengan setengah kapasitas.
Pakar kesehatan memperingatkan dengan pelonggaran pembatasan, infeksi kemungkinan akan meningkat.
“Ini adalah keseimbangan yang selalu harus kita mainkan,” kata Dr. Jacob John, yang mempelajari virus di Christian Medical College di kota Vellore selatan.
Lebih dari setengah penduduk India sudah menjalani vaksinasi lengkap dan sekitar 20 persen sedang menunggu suntikan kedua vaksin Covid-19.
India mulai memberikan suntikan booster kepada beberapa kelompok rentan di awal Januari, tetapi pejabat kesehatan mengatakan belum ada diskusi tentang apakah suntikan booster diperlukan untuk populasi yang lebih luas.
Negara itu mendeteksi lebih dari 250.000 infeksi baru pada hari Jumat, tetapi Dr. Vineeta Bal, yang mempelajari sistem kekebalan di Institut Penelitian Pendidikan Sains India di kota Pune, memperingatkan jumlah tersebut tampaknya terlalu rendah.
Dia mengatakan upaya menghadang pandemi India masih dirusak oleh masalah kronis seperti kurangnya pelaporan infeksi dan data yang tidak merata, tetapi meminimalkan jumlah orang yang perlu dirawat di rumah sakit adalah kuncinya.
"Dan untungnya, sejauh ini, bahkan dalam hal baik, buruk, dan jelek ... itu tidak lepas kendali," katanya.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.