MATARAM, KOMPAS.TV - Anggota Komisi II DPRD Nusa Tenggara Barat, H Khairul Warisin menyoroti tingginya tarif akomodasi di wilayah itu menjelang perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika pada 18-20 Maret 2022 mendatang.
"Kita menyayangkan dan menyesalkan kenapa ini segitu tingginya tarif akomodasi baik hotel dan transportasi. Kalau seperti ini kan sudah tidak sehat," kata Warisin di Mataram, NTB, seperti dikutip dari Antara, Kamis (27/1/2022).
Anggota DPRD NTB dari Dapil Kabupaten Lombok Timur itu mengaku, sudah banyak mendapatkan keluhan dan masyarakat terkait tingginya akomodasi saat MotoGP nanti.
Apalagi saat ini seluruh kamar hotel sudah "fulbooking", padahal ajang balap paling bergengsi di dunia itu masih akan berlangsung Maret.
"Harga itu tidak boleh karena "aji mumpung" dengan memanfaatkan peluang ada MotoGP terus menaikkan tarif se-enaknya. Mestinya disesuaikan. Karena yang kita carikan bukan satu kali tapi bagaimana ini berkelanjutan usaha lancar. Tidak dengan memanfaatkan momen aji mumpung," tutur Warisin.
Baca Juga: Jokowi Beri 4 Tugas Khusus ke Menteri Basuki, Revitalisasi TMII Hingga Sirkuit Mandalika
"Kita juga menyadari wilayah kita masih kekurangan kamar hotel dan transportasi. Hukum pasar atau ekonomi berlaku. Tapi tidak semua harus menaikkan harga," ujarnya.
Menurut dia, mestinya pelaku industri pariwisata di NTB memikirkan dan menyadari bagaimana bisnis usaha ataupun pariwisata yang berkelanjutan. Tidak semata-mata berdasarkan hal-hal yang sifatnya sementara.
Karena pihaknya tidak ingin tamu yang datang ke Lombok tidak datang kembali lagi karena menilai terlalu mahal untuk liburan ke Lombok saja.
"Perlu di ingat mereka yang datang itu kan tidak semata-mata menonton tetapi juga ingin menikmati destinasi lain di tempat kita. Kalau ini semuanya mahal bagaimana mereka mau datang lagi sehingga hal-hal seperti ini yang kita tidak mau," kata dia.
Oleh karena itu, Warisin meminta Pemerintah Provinsi NTB dalam hal Gubernur Zulkieflimansyah untuk segera turun tangan mengatasi persoalan tersebut. Karena jika ini terus dibiarkan destinasi NTB akan ditinggalkan.
Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut MotoGP 2022 Harus Tetap Berlangsung di Mandalika
"Kita minta Gubernur NTB ini turun. Panggil semua pelaku pariwisata jangan suruh Kepala Dinas Pariwisata NTB saja. Kumpulkan semua berikan saran mumpung masih banyak waktu sebelum MotoGP berlangsung. Saya yakin kalau gubernur turun pasti ada jalan keluar dari persoalan ini," ucap Warisin.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mengaku tidak habis pikir dengan harga kamar hotel yang melambung tinggi menjelang MotoGP di Sirkuit Mandalika.
Padahal kata dia, sebagian besar harga kamar standar di kisaran kurang dari Rp1 juta. Adapun harga kamar Rp2 juta - Rp3 juta jika dilengkapi dengan kolam renang pribadi. Namun menjelang MotoGP Mandalika ini, harga kamar tersebut naik berkali lipat.
"Saya tidak ingin harga kamar menjadi mahal sehingga calon penonton MotoGP Mandalika memilih hotel di Bali atau akomodasi lain yang lebih refsentatif. Kalau terus begini kan ujungnya juga nanti kita yang rugi semua," ucap Dewantoro.
Baca Juga: Kapasitas Penonton MotoGP Mandalika Menjadi 100 Ribu, Kamar Penginapannya Cuma 16 Ribu
Untuk itu, Umbu berharap tidak hanya hotel atau transportasi yang menikmati untung. Melainkan pusat oleh-oleh, UMKM, restoran, dan pramuwisata juga mendapatkan manfaat dari perhelatan MotoGP tersebut.
"Harapan kita itu, tamu-tamu itu tidak hanya datang nonton tetapi bagaimana mereka juga bisa belanja, sehingga semua merasakan," ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.