Kompas TV internasional kompas dunia

Peneliti Sebut Covid-19 Varian Omicron Dapat Bertahan 21 Jam di Kulit Manusia

Kompas.tv - 26 Januari 2022, 15:59 WIB
peneliti-sebut-covid-19-varian-omicron-dapat-bertahan-21-jam-di-kulit-manusia
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Penelitian ilmiah di Jepang tentang virus corona varian Omicron menyimpulkan varian Omicron dapat bertahan hingga 21 jam pada kulit dan 8 hari pada plastik, jauh lebih lama daripada varian Alpha, Beta, Gamma dan Delta, serta strain asli, menurut sebuah penelitian di Jepang seperti dilansir Asia News Network dan The Statesman, Rabu, (26/1/2022). (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

TOKYO, KOMPAS.TV - Penelitian ilmiah di Jepang tentang virus corona varian Omicron menyimpulkan varian itu dapat bertahan hingga 21 jam pada kulit dan delapan hari pada plastik, jauh lebih lama daripada varian lain yang menjadi perhatian seperti Alpha, Beta, Gamma dan Delta, serta strain asli, menurut sebuah penelitian di Jepang seperti dilansir Asia News Network dan The Statesman, Rabu, (26/1/2022)

Hasil penelitian pra-cetak yang belum ditinjau sejawat itu menganalisis perbedaan stabilitas lingkungan virus antara strain Sars-CoV-2 yang pertama kali terdeteksi di Wuhan dan semua varian yang menjadi perhatian, atau Variant of Concern VOC.

Temuan penelitian menunjukkan, pada permukaan plastik dan kulit, varian Alpha, Beta, Delta dan Omicron menunjukkan waktu bertahan hidup lebih dari dua kali lipat lebih lama daripada varian di Wuhan dan bisa mempertahankan infektivitas selama lebih dari 16 jam pada permukaan kulit.

Omicron bertahan 21,1 jam, varian asli dapat bertahan 8,6 jam, varian Gamma bertahan 11 jam dan varian Delta selama 16,8 jam pada kulit dari manusia yang sudah meninggal. 

Kelangsungan hidup varian Alpha selama 19,6 jam dan varian Beta selama 19,1 jam.

"Varian Omicron memiliki stabilitas lingkungan tertinggi di antara varian yang menjadi perhatian," kata peneliti dari Kyoto Prefectural University of Medicine di Jepang.

"Stabilitas yang tinggi ini mungkin juga menjadi salah satu faktor yang memungkinkan varian Omicron menggantikan varian Delta dan menyebar dengan cepat," kata mereka.

Selanjutnya, tim menemukan bahwa Omicron dapat bertahan 193,5 jam, atau sekitar delapan hari, pada permukaan plastik polystyrene, lebih dari tiga kali lipat dari strain asli yang dapat bertahan selama 56 jam di permukaan yang sama, sementara varian Gamma  dapat bertahan di lapisan polystyrene selama 59,3 jam.

Sementara varian Delta bertahan di permukaan yang sama selama 114 jam dan varian Beta selama 156.6 jam. Hanya varian Alpha, dengan 191,3 jam, menunjukkan resistensi serupa.

Baca Juga: Pfizer Mulai Ujicoba Vaksin Formula Baru untuk Melawan Omicron

Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Penelitian ilmiah di Jepang tentang virus corona varian Omicron menyimpulkan varian Omicron dapat bertahan hingga 21 jam pada kulit dan 8 hari pada plastik, jauh lebih lama daripada varian Alpha, Beta, Gamma dan Delta, serta strain asli, menurut sebuah penelitian di Jepang seperti dilansir Asia News Network dan The Statesman, Rabu, (26/1/2022). (Sumber: Shutterstock/Kompas.com)

Para peneliti mengatakan stabilitas lingkungan yang tinggi dari varian yang menjadi perhatian ini dapat meningkatkan risiko penularan dan berkontribusi pada penyebaran virus.

Studi juga menunjukkan meskipun varian Alpha, Beta, Delta, dan Omicron menunjukkan sedikit peningkatan resistensi etanol, semua varian virus corona yang menjadi perhatian, menjadi tidak aktif sepenuhnya di permukaan kulit dalam 15 detik paparan pembersih tangan berbasis alkohol.

Para peneliti sangat merekomendasikan praktik kebersihan tangan dan penggunaan disinfektan dengan konsentrasi alkohol yang sesuai, seperti yang diusulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Studi ini juga mengakui keterbatasan, seperti hubungan antara jumlah virus yang tersisa di permukaan dan risiko penularan, yang masih belum jelas pada tahap ini.

Oleh karena itu, mungkin masuk akal untuk menafsirkan nilai waktu bertahan hidup dalam penelitian ini sebagai nilai referensi, kata para peneliti.




Sumber : Kompas TV/The Statesman/Asia News Network/Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x