PUEBLA, KOMPAS.TV - Kota Puebla, Meksiko digegerkan penemuan mayat bayi di penjara dua pekan lalu. Jasad bayi tiga bulan itu diduga digunakan kartel untuk menyelundupkan narkoba ke penjara.
Insiden ini terjadi di penjara San Miguel, Puebla. Penjara itu dikenal overkapasitas dan diduga dikuasai napi yang bekerja sama dengan pejabat korup.
Reinserta, organisasi non-profit yang berfokus pada perlindungan anak-anak dari kekerasan, menduga itu adalah ulah kartel sebagai modus penyelundupan narkoba.
Reinserta pun mendesak pemerintah melakukan penyelidikan secara transparan.
Penemuan bayi tersebut kembali mengemukakan isu penjara yang menjadi pusat aktivitas kriminal di Meksiko. Penjara yang dikelola pemerintah, termasuk di San Miguel, diduga kuat “dikelola sendiri” oleh para napi.
Baca Juga: Kartel Meksiko Diduga Bunuh dan Pakai Jasad Bayi untuk Selundupkan Narkoba ke Penjara
Dugaan itu diperkuat dengan sederet sipir dan pejabat lapas yang terbukti korupsi atau menerima suap.
Gubernur Puebla Miguel Barbosa Huerta pun berjanji akan menuntaskan kasus serta menyebut “banyak hal buruk akan diungkap secara tuntas.”
Pada 23 Januari 2022, misteri penemuan bayi itu mulai menemui titik terang. Identitas korban sudah diketahui dan otoritas mengaku telah mengidentifikasi pelaku.
Pada 10 Januari 2022, seorang tahanan di penjara San Miguel sedang mengais-ngais botol di tempat sampah. Ia kemudian menemukan mayat bayi dengan bekas operasi di perutnya lalu melapor ke otoritas.
Menurut laporan El Pais, penemuan mayat bayi itu pertama kali dilaporkan oleh surat kabar lokal, Econsulta pada 11 Januari 2022. Namun, kasus ini hampir terlupakan sebelum Reinserta memulai kampanye nasional untuk menuntut kasus itu dituntaskan.
Otoritas Puebla sendiri bungkam atas penemuan itu hingga setidaknya seminggu usai kejadian.
Kasus tersebut membuat pengelolaan penjara di Meksiko kembali disorot. El Pais melaporkan, isu korupsi dan kriminalitas di penjara negeri Meksiko bukanlah hal baru.
Penjara seperti San Miguel punya masalah kronis overkapasitas dan korupsi. Berbagai kalangan menuduhnya sebagai pusat peredaran narkoba dan perdagangan manusia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.