YAOUNDE, KOMPAS.TV — Sedikitnya 16 orang tewas dalam kebakaran yang memicu ledakan di sebuah klub malam populer di Yaounde, ibu kota Kamerun.
Hal itu diakui pejabat pemerintah pada Minggu (23/1/2022) seperti dilansir Associated Press.
Tragedi itu terjadi saat Kamerun menjadi tuan rumah ribuan pemain sepak bola, penggemar, dan ofisial pertandingan dari seluruh benua untuk turnamen Piala Afrika selama sebulan.
Kamerun menjadi tuan rumah turnamen AFCON meskipun kekerasan rutin terjadi di barat negara itu, di mana gerilyawan berbahasa Inggris mendeklarasikan kemerdekaan dari negara mayoritas berbahasa Prancis tahun 2017.
Api melalap ruang utama Liv's Night Club di distrik papan atas Bastos di ibu kota Yaounde, rumah bagi kedutaan dan kediaman diplomat.
"Kami masih dalam tahap penyelidikan untuk mengetahui nama dan kewarganegaraan korban tewas dan luka-luka," kata juru bicara pemerintah Kamerun, Rene Emmanuel Sadi.
"Laporan awal menunjukkan 16 orang tewas dan delapan luka parah" setelah "kebakaran tidak disengaja" terjadi Sabtu malam, kata kementerian komunikasi dalam sebuah pernyataan.
"Tragedi yang disebabkan oleh ledakan dari kembang api yang sering digunakan di tempat-tempat ini, pertama menghabiskan langit-langit gedung, menghasilkan dua ledakan yang sangat keras, menyebabkan kepanikan dan saling injak," kata kementerian itu.
"Ketika kami tiba, yang ada hanya kepanikan, ada api besar dengan banyak asap," kata seorang pejabat pemadam kebakaran tanpa menyebut nama seperti dilansir France24, Minggu (23/1/2022).
Baca Juga: Hasil Piala Afrika 2021: Bekuk Ethiopia 4-1, Kamerun Segel Tiket 16 Besar
Seorang penjaga keamanan yang berada di lokasi saat terjadi kebakaran mengatakan, "(kebakaran) itu terjadi sangat cepat."
"(Saya tiba) sedikit setelah jam 2:00 pagi dan sebagian besar pelanggan tiba sekitar jam 3:00 pagi ... ada banyak korban," kata penjaga keamanan.
Ada beberapa benda yang terbakar di depan klub yang menunjukkan adanya kebakaran, tetapi fasad bangunan tidak hancur atau hangus, kata seorang wartawan.
Sekitar 100 orang berkumpul di luar kamar mayat rumah sakit militer di lingkungan Ekounou Yaounde, mencari informasi tentang kerabat.
"Saya tidak punya informasi apa pun. Saya bangun pagi ini dan mereka memberi tahu saya bahwa putra saya yang berusia 38 tahun sudah meninggal," kata seorang wanita, yang menyebut namanya sebagai Fidele.
“Saya menunggu saudara saya dan teman-temannya kemarin malam, tetapi mereka tidak datang. Dan sekitar jam 07.00, saya menerima banyak telepon yang menanyakan apakah saudara laki-laki saya sudah mati atau masih hidup. Jadi saya datang ke kamar mayat dan saya mengidentifikasi tubuhnya," kata putrinya, Claude.
"Saya kehilangan adik laki-laki saya," kata Stephane Hamza, 38.
Di Douala, ibu kota ekonomi di selatan negara itu, setidaknya lima diskotik terbakar sebagian atau seluruhnya dalam kebakaran yang tidak disengaja selama enam tahun terakhir.
Sumber : Kompas TV/Associated Press/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.