OUAGADOUGOU, KOMPAS.TV — Suara tembakan senjata berat terdengar di sebuah pangkalan militer di ibu kota Burkina Faso, Minggu (23/1/2022) pagi. Kejadian itu memicu kekhawatiran bahwa upaya kudeta sedang berlangsung di negara itu setelah berminggu-minggu publik frustrasi dengan penanganan pemerintah terhadap pemberontakan kelompok yang mengatasnamakan Islam yang melanda negara itu.
Seperti dilansir Associated Press, Minggu, pemerintah Burkina Faso mengeluarkan pernyataan yang mengakui adanya rentetan suara tembakan di barak tentara tetapi menyangkal pengambilalihan tentara negara itu.
Presiden Roch Marc Christian Kabore belum ditahan, menurut Menteri Pertahanan Aime Barthelemy Simpore.
Penyiar negara, RTB, memuat berita utama yang menggambarkan tembakan itu sebagai "tindakan ketidakpuasan oleh tentara."
“Hierarki militer sedang bekerja memulihkan ketenangan dan kedamaian di barak-barak,” bunyi berita tersebut.
“Bertentangan dengan beberapa informasi, tidak ada institusi republik yang menjadi sasaran.”
Baca Juga: Kelompok Ekstremis Bunuh 41 Orang di Burkina Faso, Korban Termasuk Tokoh Politik Terkemuka
Tembakan itu terjadi sehari setelah pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri presiden Burkina Faso di ibu kota, Ouagadougou.
Presiden Kabore akhir-akhir ini menghadapi makin tingginya kekuatan oposisi sejak pemilihannya kembali pada November 2020. Kabore memecat perdana menterinya dan merombak kabinet bulan lalu.
Kekerasan di negara Afrika Barat yang dulu damai itu meningkat seiring dengan meningkatnya serangan terkait al-Qaida dan kelompok Negara Islam.
Ribuan orang tewas dalam beberapa tahun terakhir dan sekitar 1,5 juta orang terpaksa mengungsi.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.