WASHINGTON, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak berencana mengirimkan pasukan tempur bila Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina. Namun Joe Biden bisa memilih berbagai opsi militer yang kurang dramatis namun masih berisiko, termasuk mendukung perlawanan Ukraina pasca-invasi, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (20/1/2022)
Alasan untuk tidak langsung ikut campur dalam perang Rusia-Ukraina, bila itu terjadi, sederhana saja. Amerika Serikat tidak memiliki kewajiban perjanjian ke Ukraina, dan perang dengan Rusia akan menjadi pertaruhan besar, mengingat potensinya untuk berkembang di Eropa, membuat kawasan tidak stabil, dan meningkat ke titik yang menakutkan dengan tembak-menembak senjata nuklir.
Melakukan terlalu sedikit juga memiliki risiko. Ini mungkin menunjukkan persetujuan untuk langkah Rusia di masa depan melawan negara-negara lain di Eropa timur, seperti negara-negara Baltik di Estonia, Latvia dan Lithuania, meskipun sebagai anggota NATO ketiganya memiliki jaminan keamanan dari Amerika Serikat dan aliansi lainnya.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang berada di Eropa minggu ini untuk berbicara dengan para pejabat Ukraina, berkonsultasi dengan sekutu NATO dan kemudian bertemu mitranya dari Rusia hari Jumat, menegaskan “komitmen Amerika Serikat yang tak tergoyahkan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.” publik lantas mendefinisikan batas-batas komitmen itu.
Jadi, seberapa jauh Amerika Serikat dan sekutunya dapat membantu Ukraina mempertahankan diri jika penumpukan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina mengarah pada invasi?
Baca Juga: Rusia Tuntut Jawaban tentang Jaminan Keamanan sebelum Setuju untuk Bahas Ukraina
Pergi berperang melawan Rusia di Ukraina dapat menjebloskan pasukan dan sumber daya Amerika Serikat selama bertahun-tahun dan memakan banyak korban jiwa dengan hasil yang tidak pasti, pada saat pemerintahan Biden mencoba untuk fokus menghadapi China sebagai ancaman keamanan utama.
Pada hari Rabu, Biden mengungkapkan "dugaannya" bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengirim pasukan ke Ukraina, meskipun dia juga mengatakan tidak berpikir Putin bersedia perang habis-habisan.
Biden tidak membahas kemungkinan menempatkan pasukan darat AS di Ukraina untuk menghentikan invasi, tetapi dia sebelumnya telah mengesampingkan hal itu.
Biden mengatakan dia tidak yakin bagaimana Putin akan menggunakan pasukan yang telah dia kumpulkan di dekat perbatasan Ukraina, tetapi Amerika Serikat dan NATO menolak apa yang disebut Moskow sebagai permintaan utama, yaitu jaminan bahwa aliansi Barat tidak akan berkembang lebih jauh ke timur.
Rusia mengintegrasikan Semenanjung Krimea dari Ukraina tahun 2014 setelah penggulingan pemimpin Ukraina yang bersahabat dengan Moskow. Selain itu Rusia juga melakukan intervensi di Ukraina timur tahun itu untuk mendukung pemberontakan separatis. Lebih dari 14.000 orang telah tewas dalam hampir delapan tahun pertempuran di sana.
Taruhan Amerika Serikat di Ukraina tinggi, secara militer dan politik. Anggota kongres dan senat Amerika Serikat makin keras mengkritik pendekatan Biden terhadap Putin.
Senator James Inhofe dari Oklahoma, tokoh partai Republik berpengaruh di Komite Angkatan Bersenjata Senat menuduh Biden "meremehkan dan menenangkan," walau Inhofe tidak mendesak pengiriman pasukan tempur.
Anggota Kongres Jim Himes, seorang Demokrat Connecticut yang duduk di Komite Intelijen Kongres yang setingkat DPR, menyerukan "pengangkutan udara nonstop" dan segera dari peralatan militer dan pelatih Amerika Serikat ke Ukraina.
Philip Breedlove, seorang pensiunan jenderal Angkatan Udara yang menjabat sebagai komandan tertinggi NATO di Eropa dari 2013 hingga 2016, mengatakan dalam sebuah wawancara, dia tidak mengharapkan atau merekomendasikan Amerika Serikat mengirim pasukan tempur ke Ukraina.
Sebaliknya, Washington dan sekutunya harus mencari cara untuk membantu Ukraina mempertahankan wilayah udara dan perairan teritorialnya sendiri, di mana ia menghadapi superioritas Rusia yang luar biasa, katanya.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.