YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Petenis nomor 1 dunia Novak Djokovic dideportasi dari Australia pada Minggu (16/1/2022) lalu.
Deportasi ini dilakukan sesaat sebelum dimulainya turnamen Australia Terbuka, hal yang akhirnya membuat petenis Serbia itu gagal ambil bagian dalam kompetisi tersebut.
Novak Djokovic dideportasi setelah kalah dalam pertempuran hukum di pengadilan Australia, saat berupaya untuk menolak pembatalan visanya.
Perlu diketahui, memasuki tahun ketiga pandemi secara global, aturan pembatasan terhadap pelancong yang tidak divaksinasi pun terus diperketat.
Begitu pula dengan beberapa turnamen olahraga yang kini mulai meninjau aturan pengecualian.
Baca Juga: Kalah Banding, Novak Djokovic Dideportasi dari Australia
Hal ini membuat Djokovic terancam dikeluarkan dari turnamen Roland Garros Prancis saat ia mencoba mengejar rekor Grand Slam ke-21.
Menurut media Prancis France24, anggota parlemen di Prancis telah menyetujui Undang-undang (UU) baru pada hari Minggu lalu, yang akan memerlukan bukti vaksinasi Covid-19 untuk memasuki tempat-tempat umum seperti restoran dan kafe.
Ini berdasarkan peraturan sebelumnya yang mewajibkan individu yang tidak divaksinasi untuk memberikan bukti hasil tes negatif Covid-19.
Kemudian pada Senin lalu, Kementerian Olahraga Prancis mendukung UU baru tersebut dan menekankan bahwa tidak akan ada pengecualian bagi atlet dengan kondisi apapun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.