JAKARTA, KOMPAS.TV – Kamar Dagang Indonesia (Kadin) akan menggelar forum bisnis B20. Forum ini akan mempertemukan pemimpin bisnis perusahaan multinasional, organisasi dan komunitas bisnis dari seluruh negara anggota G20 yang akan memberikan rumusan dan masukan mengenai pemulihan ekonomi di masa pandemi.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menyampaikan, pihaknya optimistis Presidensi B20 2022 ini akan membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi dan dampak yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19.
"Kadin Indonesia yakin dan percaya, pemerintah bersama para pemimpin bisnis di negara-negara yang tergabung dalam Forum G20 memiliki kemampuan, kredibilitas untuk keluar dari krisis pandemi,” ujar Arsjad, Selasa (18/1/20212).
Untuk menandai dimulainya Presidensi B20, Kadin Indonesia akan mengadakan pertemuan pendahuluan dengan pemerintah dan delegasi bisnis dari semua anggota G20.
Forum B20 mengangkat tema Kemajuan Inovatif, Inklusif dan Pertumbuhan Kolaboratif yang sejalan dengan G20.
Arsjad menjelaskan, tiga kunci utama dalam tema tersebut. Pertama, melanjutkan pemulihan dan pertumbuhan kolaboratif dengan memfasilitasi kerja sama lintas batas.
Kedua, meningkatkan ekonomi global yang inovatif dengan memanfaatkan potensi kemajuan teknologi dan kreativitas yang pesat.
Ketiga, menempa masa depan yang inklusif dan berkelanjutan melalui pemberdayaan perempuan dan UMKM serta melestarikan bumi layak huni.
Baca Juga: Kadin Dukung Kebijakan Jokowi Soal DMO Batu Bara, Tapi...
3 Isu Prioritas
Selain itu, Kadin Indonesia juga akan mengaktualisasikan regulasi ke dalam investasi konkret dengan menggunakan forum B20 ini sebagai partnership platform dunia usaha.
Mengingat, disebutkan Arsjad, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta forum B20 ini menekankan tiga isu prioritas, yakni Global Health Architecture, Digital Transformation dan Energy Transition.
Apabila ketiga aspek tersebut dikuasai, visi Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi terbesar ke-7 dunia pada tahun 2030, dinilai akan terwujud.
Terkait dengan pertumbuhan bisnis yang kolaboratif, Indonesia memiliki proyek bisnis kolaborasi publik-swasta yang dapat dijadikan percontohan dan dapat direplikasikan ke negara lain. Misalnya dalam bidang kesehatan, aplikasi PeduliLindungi dan Bali Medical Tourism.
“Untuk bidang digital, ada juga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang melibatkan partisipasi publik, dan PaDi UMKM online marketplace yang mengangkat UMKM. Sementara di bidang transisi energi kita memiliki PLTS Terapung Cirata yang full menggunakan solar panel dan terbesar di Asia Tenggara,” jelasnya.
Senada dengan Arsjad, Koordinator Wakil Ketua Umum III Kadin Indonesia yang juga Ketua Penyelenggara B20 Shinta W Kamdani mengatakan, forum B20 ini juga membuat Indonesia berkesempatan mendapatkan kepercayaan dari komunitas global dan menumbuhkan pusat investasi di kawasan Asia Tenggara.
Terlebih lagi, Indonesia merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang bisa menjadi tuan rumah G20-B20.
Forum yang diadakan secara offline di Bali itu akan berpengaruh besar pada sektor konsumsi, MICE dan pariwisata.
“Pertemuan ini juga akan membawa penghasilan dalam bentuk devisa dan diperkirakan bisa meningkatkan konsumsi dalam negeri hingga US$119,2 juta atau setara dengan Rp1,69 triliun,” sebutnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.