ROMA, KOMPAS.TV - Ditemukannya demam babi Afrika di Italia utara membuat produsen daging babi Italia khawatir akan kerusakan signifikan pada ekspor pertanian utama negara tersebut, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (15/1/2022).
Awal bulan ini, sebuah kasus virus yang dapat mematikan babi tetapi tidak membahayakan manusia, terdeteksi pada babi hutan di wilayah Piedmont di barat laut Italia.
Babi hutan, yang dagingnya digunakan dalam saus pasta warga Italia, adalah mangsa populer bagi para pemburu di Italia.
Menteri kesehatan dan pertanian negara itu melarang sementara perburuan di beberapa bagian Liguria dan Piedmont untuk mencoba mencegah penyebaran virus pada lebih banyak hewan.
Lobi pertanian Italia Confagricoltura mengatakan China, Jepang, Taiwan dan Kuwait menangguhkan impor daging babi Italia dan Swiss memberlakukan pembatasan.
Ekspor daging babi dan produk daging babi Italia senilai 1,5 miliar euro per tahun, dengan sekitar sepertiganya berasal dari penjualan di luar Uni Eropa.
Baca Juga: Misterius, Babi-babi Hutan di Wilayah Hutan Tropis Sumatera Mati Mendadak dan Beruntun
Daerah lain di utara Italia mendesak tindakan keras terhadap babi hutan di luar daerah yang terserang demam babi Afrika dalam upaya untuk menyelamatkan produksi daging babi mereka sendiri.
"Demam babi Afrika dapat menyerang babi dan babi hutan, sangat menular, seringkali mematikan," kata Gianluca Barbacovi, kepala lobi pertanian Coldiretti di wilayah Trentino Alto Adige Italia, Sabtu.
Otoritas Keamanan Pangan Eropa mengatakan babi dan babi hutan yang sehat biasanya terinfeksi oleh, antara lain, kontak dengan hewan yang terinfeksi, termasuk babi yang berkeliaran bebas dan babi hutan.
Melonjaknya populasi babi hutan melanda daerah perkotaan, termasuk beberapa lingkungan di ibu kota Roma dalam beberapa tahun terakhir.
Kerap Babi hutan menerobos pagar yang mengelilingi taman di pinggiran kota dan menyerbu jalan-jalan untuk mengais sampah yang tidak dikumpulkan untuk makanan.
Para pelobi untuk produksi Prosciutto di Parma (Parma Ham) Italia yang prestisius segera meredakan ketakutan konsumen, dengan mengatakan bahwa proses penuaan yang dialami dagingnya membuat virus demam babi Afrika tidak berbahaya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.