JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI) Megawati Soekarnoputri menceritakan tentang Presiden Soekarno yang hingga kini tidak jelas status penahannya.
Sebagai pemimpin bangsa, Soekarno telah menjalani kurungan tetapi hingga kini tidak jelas diadili atau tidak.
Pernyataan disampaikan Megawati Soekarnoputri dalam pidato politiknya di peringatan HUT ke-49 PDI Perjuangan, Senin (10/1/2022).
“Saya ini victim loh, Bung Karno itu nggak pernah punya status loh, saya harus bilang. Ditahan iya, dikurung iya, tapi saya, kami anak beranaknya ndak ada pegangan, bapak saya itu sebetulnya siapa? Diapakan? Diadili tidak,” ujarnya
“Orang mau ketemu nggak boleh, ini bukan saya mau nostalgia, nggak, ini sebuah realita,” tambahnya.
Ke depan, Megawati berharap tidak ada lagi pemimpin-pemimpin Indonesia yang diperlakukan seperti Bung Karno.
Baca Juga: Cerita Megawati Diminta Atasi Masalah HAM Saat Jadi Presiden: Saya Ini Korban
“Saya berharap tidak akan terjadi lagi kepada pemimpin-pemimpin kita diperlakukan seperti itu pada sebuah negeri yang ber-Pancasila. Tolong dengarkan ini anak-anakku sekalian, saya kalau sama yang lain enggak berani ngomong begini,” ujarnya menegaskan.
Megawati lebih lanjut menyampaikan hingga saat ini dirinya masih penuh dengan tanya tentang ajaran-ajaran Soekarno.
“Saya sendiri sampai suka pikir sampai hari ini sebetulnya kenapa ya? Terus, kenapa ajaran-ajarannya kalau dari sisi akademisi saya sangat tahu, kenapa orang kita hanya mau belajar buku orang luar negeri, wah kalau sudah nyebut yang ini mengelompokkan bla bla, yang itu mengatakan bla bla. Kenapa tidak orang yang memang pintar?” ucap Megawati.
“Bapak saya tuh pintar, Doktor honoris causanya 23 atau berapa ya? Cobalah, apa itu enggak pintar ya? Kok tidak pernah ada yang mau buka cara berpikirnya.
Mega yang mendapat gelar Profesor pun kemudian mengaku akan menanyakan pada para civitas akademik, kenapa buku Bung Karno tidak diperbolehkan.
Baca Juga: Soal Harga Pangan Naik Drastis, Megawati: Klasik, Udah 76 Tahun Merdeka Lho!
“Apa ndak boleh ya? Ndak ada larangan loh, di sini ada Menteri Kumham. Apakah buku-buku Bung Karno itu menjadi larangan? Ndak loh. Jadi kenapa Ini pertanyaan besar, seharusnya dijawab oleh bangsa ini?” kata Mega.
“Kenapa orang asing sampai bisa nanti boleh baca to be the world new, itu sampai Bung Karno pada waktu itu diberi tepukan yang namanya itu standing ovation, jadi sambil berdiri why, why, ke mana bangsaku, ke mana orang-orang pintar ini,” tambah Mega.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.