KAZAKHSTAN, KOMPAS.TV - Hingga hari Minggu (9/1) kemarin, Kementerian Kesehatan Kazakhstan menyatakan, 164 orang meninggal dunia dalam kerusuhan sepekan terakhir.
Pemerintah setempat belum merinci berapa kematian dari warga sipil, maupun aparat penegak hukum.
Namun, otoritas setempat menyatakan pada minggu pagi bahwa 16 polisi tewas dalam kerusuhan.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengeklaim bahwa pihak berwenang telah mengendalikan gedung-gedung pemerintah yang dikuasi para pengunjuk rasa.
Ia telah memerintahkan tembak mati untuk memulihkan ketertiban.
Sebelumnya, kerusuhan di Kazakhstan diawali oleh protes atas harga bahan bakar elpiji alias liquefied petroleum gas (LPG) yang naik dua kali lipat pada awal tahun.
Kekecewaan warga juga ditemukan berkaitan dengan partai yang berkuasa dan tidak tergantikan sejak Kazakhstan merdeka dari Uni Soviet pada 1991.
Lantas, bagaimana kondisi terkini di sana? Apakah sudah kondusif?
Berapa jumlah WNI di sana dan bagaimana kondisinya?
Apakah mereka berada dekat dengan lokasi rusuh atau jauh?
Apa saja upaya perlindungan WNI?
Untuk memantau bagaimana kondisi terkini di Kazakhstan dan bagaimana nasib WNI yang ada di sana, pagi ini, Senin (10/1), kita sudah tehubung dengan Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan, Fadjroel Rachman.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.