JAKARTA, KOMPAS.TV - Kecelakaan mau kerap terjadi di jalan tol. Tidak jarang, kecelakaan tersebut diakibatkan oleh kondisi jalan yang tidak rata, bahkan berlubang.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana membenarkan, kondisi di jalan tol di Indonesia saat ini ada jalan yang berupa jalan aspal dan ada jalan beton.
Jalan-jalan itu tidak selalu mulus rata, kadang-kadang ada perbedaan level atau lubang yang menjadi kendala ketika berkendara di Indonesia.
Baca Juga: Detik-Detik Seorang Pengendara Motor Tertabrak Mobil hingga Jatuh dari Flyover Pesing
Untuk menghidari lubang tersebut, menurut Sony, ada beberapa cara yang aman dan bisa dilakukan oleh pengemudi.
Biasanya, lanjut Sony, pengemudi akan menghindar ke kanan atau kiri, namun itu berpotensi selip atau mengganggu pengendara lain.
"Jadi, menghindar yang dimaksud sebisa mungkin tidak ke kanan dan ke kiri. Tetap terabas tetapi dengan kecepatan yang terukur,” terang Sony dilansir dari Kompas.com, Sabtu (8/1/2022).
Menurut Sony, jika pengemudi menahan rem pada saat menginjak lubang, ada dua kemungkinan yang terjadi: pertama shockbreaker rusak atau patah, kedua ban mobil bisa pecah.
Baca Juga: Mengerikan! Fakta Kecelakaan Maut 4 Truk di Salatiga: Kabin dan Mesin Lepas hingga Pindah Jalur
Salah satu cara yang bisa dilakukan pengemudi untuk menghindari risiko pecah ban akibat menghantam lubang di jalan tol adalah mengurangi kecepatan kendaraan dan menjaga jarak.
Jalan tol sudah ada batas kecepatan terendah 60 Km per jam (Kpj) dan tertinggi 100 kpj, itu pun dengan ketentuan hanya untuk mendahului.
Kecepatan 80 kpj ketika menghantam lubang sudah pasti bannya pecah.
"Jadi yang harus dilakukan adalah kurangi kecepatan sebelum melintasi lubang,” kata dia.
Baca Juga: Kronologi Kecelakaan di Salatiga, Truk Tangki Hantam Mobil dan Motor yang Berhenti di Lampu Merah
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.