JAKARTA, KOMPAS.TV - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo atau biasa disapa Romo Benny mengatakan, pada tahun 2022 ini penguatan toleransi dan moderasi beragama harus menjadi prioritas.
Ia menyatakan, toleransi terus digalakkan agar tidak lagi terjadi praktik intoleransi yang dianggapnya bisa menguat di tahun-tahun mendatang.
Salah satu cara mengantisipasinya, menurut Romo Benny, dapat dilakukan dengan cara membuka musyawarah mufakat guna mencari titik temu dari persoalan yang kerap melibatkan agama tersebut.
Pada 2022, kata Romo Benny, bisa menjadi awal baru sehingga toleransi sebagai nilai kemanusiaan yang universal dapat menggugah masyarakat.
Apalagi, ia mengaku bersedih dan mengungkapkan keprihatinannya terkait adanya praktik-praktik intoleransi yang salah satunya adalah perenggutan hak untuk beribadah.
“Saya harap pada tahun 2022, toleransi dapat menjadi hal yang memengaruhi cara berpikir, bertindak, dan bernalar, sehingga kita dapat beragama sesuai jaminan konstitusi di mana semua orang berhak menjalankan agama, dan saya berharap pelarangan (beribadah) itu tidak terjadi lagi,” ujarnya sebagaimana dikutip KOMPAS TV dari Antara, Sabtu (8/1/2022).
Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak PBB Serius Lawan Intoleransi, Konflik, Terorisme, dan Perang
Selain itu, kata rohaniwan Katolik tersebut, untuk membumikan toleransi tersebut, salah satunya adalah dengan memberikan pemahaman agama secara utuh kepada masyarakat.
Tujuannya, kata Romo Benny, demi mewujudkan perdamaian antarsesama umat di negeri ini.
“Ini membantu seseorang untuk mencintai, menghargai, dan menerima perbedaan sebagai rahmat, termasuk memberikan pemahaman bahwa perbedaan keyakinan tidak membuat jarak, namun justru mempersatukan untuk saling menghargai meskipun berbeda,” katanya
Rohaniwan yang aktif dalam jaringan Lintas Iman itu lantas mengakui, persoalan intoleransi kerap terjadi dalam lingkungan masyarakat.
Baca Juga: Dugaan Motif Doktrin Intoleransi dalam Kasus Perusakan Makam Salib di Solo oleh Anak-Anak
Apalagi di negeri majemuk seperti Indonesia dan hal itu karena dipengaruhi kurangnya pemahaman beragama seseorang, yang menurut Romo Benny, tidak memaknai agama secara utuh.
“Intoleransi persoalan agama dari masing-masing individu yang memahami agama tidak secara utuh, tetapi harus dilihat bahwa ini fakta yang terjadi di berbagai tempat di seluruh belahan dunia,” jelasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.