NUR-SULTAN, KOMPAS.TV – Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memerintahkan aparat keamanan menembak mati para pengunjuk rasa ‘teroris’, Jumat (7/1/2022).
Dalam siaran di televisi nasional, Tokayev menyebut mereka yang terlibat dalam aksi unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan itu dengan sebutan ‘teroris’, ‘bandit’, dan ‘milisi’.
“Saya telah memberikan perintah bagi aparat penegak hukum dan militer untuk menembak mati tanpa peringatan,” ujar Tokayev, dikutip dari Associated Press. “Mereka yang tidak menyerahkan diri akan disingkirkan.”
Tokayev juga menyebut seruan untuk berdialog dengan para pengunjuk rasa dari sejumlah negara sebagai omong kosong.
“Negosiasi macam apa yang bisa didapat dari para kriminal, pembunuh?!” tanya Tokayev retorik.
Baca Juga: Kazakhstan Darurat Nasional, KBRI Nur Sultan Keluarkan 7 Imbauan untuk WNI
Dalam pidatonya, Tokayev juga kembali mengulangi tuduhannya yang menyebut bahwa ‘aktor asing’ dan ‘media independen’ telah membantu menyulut kerusuhan.
Aksi unjuk rasa yang dimulai pada akhir pekan lalu akibat melambungnya harga BBM itu dengan cepat berkembang menjadi kerusuhan berdarah di seantero negeri, dan tuntutan meluas hingga ke ranah politik.
Sejak Kamis (6/1), layanan internet dan sinyal ponsel dimatikan. Sejumlah bandara juga ditutup, termasuk di Almaty, kota terbesar Kazakhstan. Akibatnya, informasi tentang apa yang terjadi sulit didapat.
Tokayev meminta bantuan pada aliansi militer Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif CSTO, untuk membantu mengendalikan situasi. Sejak Kamis (6/1), tentara bantuan mulai datang.
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan melaporkan, 26 pengunjuk tewas dalam kerusuhan. Sebanyak 18 lainnya terluka, dan lebih dari 3.000 orang ditangkap. Sebanyak 18 aparat penegak hukum juga dilaporkan tewas, dan lebih dari 700 lainnya terluka.
Baca Juga: Ribuan Orang Ditahan di Kazakhstan, Presiden Nyatakan Tatanan Konstitusional Sudah Pulih
Meski menyatakan bahwa otoritas setempat telah berhasil mengendalikan situasi, namun Tokayev mengimbuhkan bahwa ‘tindakan kontraterorisme’ tetap diberlakukan.
Bandara Almaty yang sebelumnya diduduki oleh para pengunjuk rasa, kini telah berada di bawa kendali aparat Kazakh dan tentara CSTO. Bandara masih akan ditutup hingga Jumat malam.
Media setempat melaporkan, sebanyak 2.500 tentara CSTO yang telah tiba di Kazakhstan, dikerahkan untuk mengamankan Almaty.
Di ibu kota Nur-Sultan, sebagian akses internet telah dipulihkan dan lalu lintas kereta kembali berjalan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.