JAKARTA, KOMPAS.TV - Waki Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meresmikan enam rumah ibadah yang dibangun di lingkungan Universitas Pancasila, Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Ma'ruf berharap, keberadaan enam rumah ibadah yang berdekatan ini bukan hanya sekadar dimaknai sebagai simbol toleransi.
Namun, dia berharap, adanya tempat ibadah tersebut juga memudahkan kolaborasi lintas agama.
“Pembangunan rumah ibadah agama-agama yang dibangun secara berdekatan diharapkan tidak hanya menjadi simbol toleransi dan cerminan sikap saling menghargai," kata Ma'ruf dikutip dari keterangan resminya, Rabu.
"Namun lebih dari itu, juga memudahkan koordinasi dan kerja sama lintas agama serta menjadi perekat persatuan bangsa,” ujarnya.
Adapun enam rumah ibadah yang diresmikan yakni Masjid At-Taqwa, Gereja Katolik Santo Petrus, Gereja Protestan Graha Layanan Kristen, Pura Widya Santika, Vihara Dhamma Sasana, dan Kelenteng Kebajikan Agung.
Ma'ruf menyebutkan, pembangunan enam rumah ibadah itu menjadikan Universitas Pancasila sebagai universitas swasta pertama di Indonesia yang memiliki enam rumah ibadah di lingkungan kampus.
Baca Juga: Marak Kasus Covid-19 Omicron, Wapres Ma'ruf Amin Bilang Ada Rencana Pelarangan WNI ke Luar Negeri
Menurut penjelasannya, pembangunan rumah ibadah ini menunjukkan komitmen Universitas Pancasila dalam memantapkan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila dan mengokohkan toleransi antarumat beragama di Indonesia.
Toleransi, lanjut dia, telah menjadi warisan budaya leluhur bangsa Indonesia yang menjadi kunci dalam merawat keberagaman di Indonesia.
Sehingga keberagaman tersebut dapat menjadi kekayaan luar biasa yang belum tentu dimiliki oleh bangsa lain di dunia.
“Toleransi adalah kuncinya. Toleransi membimbing kita pada moderasi beragama sehingga kita terhindar dari fanatisme yang dapat mengarah pada fundamentalisme, radikalisme, maupun ekstremisme,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang juga hadir dalam peresmian tersebut, mengatakan tahun 2022 ini telah dicanangkan sebagai tahun toleransi.
Mengingat, lanjut Yaqut, Indonesia dijadikan barometer kerukunan umat beragama di dunia. Ia berharap, dalam tahun toleransi ini, kerukunan umat beragama di Indonesia dapat meningkat.
“Saya secara pribadi meyakini, Indonesia pasti mampu, karena pada dasarnya karakter masyarakat kita adalah sangat toleran dan sangat menghargai perbedaan,” kata dia.
Baca Juga: Wapres: Indonesia Harus Bekerja Sama Mengatasi Perubahan Iklim dengan Tindakan Nyata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.