JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi temuan Covid-19 varian Omicron di Indonesia hingga Selasa (4/1/2022) sebanyak 254 kasus. Mayoritas pasien yang terpapar mengalami gejala ringan dan tanpa gejala.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan pasien yang terpapar Covid-19 varian ini sebagian besar mengalami batuk dan pilek.
"Sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen),” ungkap Nadia dalam keterangan tertulis melalui laman resmi Kemenkes RI, Selasa.
Baca Juga: Kasus Omicron di Jakarta Bertambah 90, Total Jadi 252 Kasus
Kasus varian Omicron di Indonesia sudah memasuki tahap transmisi lokal dengan 15 kasus terkonfirmasi. Sementara 239 kasus merupakan dari pelaku perjalanan internasional (imported case).
"Mayoritas (penularan) masih didominasi dari pelaku perjalanan dari luar negeri," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan KOMPAS.TV, Indonesia mengumumkan kasus pertama penularan Covid-19 varian Omicron pada 16 Desember 2021 silam oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka 100 Persen di Tengah Kekhawatiran Corona Omicron
Hingga Senin (3/1), pemerintah telah mencatatkan 152 kasus Covid-19 akibat penularan varian baru ini.
Budi mengatakan, dari 152 kasus Omicron, setengah dari pasien yang terpapar varian Omicron tidak memiliki gejala dan sisanya mengeluhkan gejala ringan.
"Mereka tidak butuh oksigen dan saturasinya masih diatas 95 persen. Sekitar 23 persen atau 34 orang sudah kembali ke rumah. Sampai sekarang tidak ada yang menbutuhkan perawatan serius di RS, cukup diberi obat dan vitamin," kata Budi dalam Kompas.com.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.