KONAWE, KOMPAS.TV – Pemerintah akan menghentikan ekspor bahan mentah produk-produk pertambangan secara bertahap. Setelah Nikel, menyusul kemudian adalah bahan mentah bauksit pada 2022.
"Saya kira keuntungan kita menyetop ekspor bahan mentah nikel itu manfaatnya bisa lari ke mana-mana. Oleh sebab itu, nanti tahun depan akan kita lanjutkan untuk setop ekspor bahan mentah bauksit dan selanjutnya tembaga, selanjutnya emas, selanjutnya timah," terang Presiden Joko Widodo saat meninjau pabrik smelter nikel, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (27/12/2021) yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Adapun, larangan ekspor bahan mentah bijih nikel sudah diberlakukan pemerintah sejak Januari 2020.
Presiden mengatakan, saat ini upaya hilirisasi terus berjalan dan akan memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi Indonesia.
Dengan hilirisasi industri, masyarakat akan mendapat lapangan pekerjaan, dan negara akan memperoleh peningkatan penerimaan pajak, serta devisa.
"Seperti di sini, 27 ribu tenaga kerja yang bisa direkrut oleh perusahaan. Belum income (pendapatan) untuk negara, pajak. Belum terciptanya lapangan-lapangan usaha baru di kanan-kiri. Ini yang mengirim misalnya nickel ore (bijih nikel) ini dari perusahaan-perusahaan di dalam negeri," ujarnya.
Baca Juga: Terima Kasih Presiden Jokowi pada Umat Kristiani di Perayaan Natal 2021
Sementara itu, Direktur Utama PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) Wisma Bharuna menjelaskan, saat ini di Indonesia sudah muncul beragam produk turunan dari baja tahan karat (stainless steel), yang akan digunakan untuk memproduksi panci, sendok, dan sebagainya. Stainless steel ini merupakan produk hasil pengolahan dari bijih nikel.
Wisma yang mendirikan pabrik smelter nikel di Konawe tersebut berharap, dengan adanya hilirisasi, semua produk bisa didapatkan di dalam negeri, dan akan terjadi alih teknologi, sehingga bisa memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi rakyat.
"Segala macam itu harus dari sini semua sehingga sudah tidak lagi ke luar negeri, semuanya dipakai untuk kita, barangnya barang kita, kemudian nanti untuk menyejahterakan semuanya. Nanti ada alih teknologinya, metalurginya, anak-anak lebih pintar, semua lapangan pekerjaan ya semua Indonesia kaya, semua ada di sini," tuturnya.
Dalam peresmian pabrik smelter nikel di Konawe, Presiden juga melihat langsung proses pengolahan nikel, termasuk area penumpukan bahan mentah bijih nikel (nickel ore stockpile).
Baca Juga: Setelah Nikel, Jokowi Akan Setop Ekspor Bauksit dan Tembaga Mentah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.