JAKARTA, KOMPAS.TV – Harga sejumlah bahan pangan melonjak setiap menjelang Natal dan Tahun Baru. Penyebabnya pun disebutkan seringkali sama, yaitu jumlah ketersediaan atau stok.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri. Secara umum, dari tahun ke tahun penyebab kenaikan harga pangan di pengujung tahun masih sama. Terutama pada tiga komoditas pangan yakni, minyak goreng, telur ayam ras, dan cabai.
"Persoalan utama kenaikan harga pangan di akhir tahun ini adalah stok," ujar Abdullah, Minggu (26/12/2021), seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Selain ketiga komoditas pangan tersebut, Abdullah pun mengingatkan, harga daging sapi juga patut diwaspadai karena berpeluang naik pada akhir tahun ini.
Direktur Bahan Pokok dan Penting Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim mengakui, kenaikan harga cabai memang cukup tinggi pada beberapa pekan terakhir ini.
Kenaikan harga cabai ini akibat masa panen di beberapa sentra produksi cabai di Jawa Timur mulai berakhir. "Sementara terjadi permintaan cabai khususnya di Sumatra meningkat," terang Isy.
Baca Juga: Soal Kenaikan Harga Pangan Jelang Nataru, Wagub DKI: Semoga Tetap Terjangkau
Di samping itu, kenaikan harga cabai ini dipengaruhi curah hujan yang ekstrem akibat La Nina sehingga menurunkan produksi cabai. Tak pelak, pasokan cabai berkurang, sehingga harga pun melonjak
Kemendag memperkirakan curah hujan tinggi akan mencapai masa puncaknya pada Januari 2022. Sementara pada Februari 2022 diharapkan akan ada pasokan dari sentra produksi cabai yang memasuki musim panen di wilayah Wajo, Sidrap, Pinrang, di Sulawesi atau di Lombok Timur, Nusa Tenggara Timur, maupun dari sentra produksi di Lampung.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menambahkan, Kemendag telah mencoba mengantisipasi ketersediaan pangan saat permintaan mulai meningkat. Ia menyebut, kenaikan harga pangan di akhir tahun 2021 ini masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2020.
Stok bahan pangan saat ini, menurutnya, juga relatif terjamin, sehingga relatif mampu memenuhi permintaan. "Tahun ini harga komoditas pangan relatif lebih stabil, kami mengantisipasi lonjakan harga di awal tahun 2022," katanya.
Adapun, salah satu upaya untuk mengendalikan harga minyak goreng yang makin liar, Kemendag secara aktif menggelar operasi pasar dengan mengguyur minyak goreng kemasan sederhana dengan harga murah. Operasi pasar ini melibatkan pelaku usaha, produsen minyak goreng dan perusahaan ritel.
Penjualan minyak goreng murah dilakukan di sejumlah toko ritel dengan harga Rp 14.000 per liter. "Masih kami lakukan sekarang sedang konsentrasi di wilayah timur," terangnya.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun Harga Sembako Naik, Harga Telur dan Cabai Melonjak Tinggi!
Sumber : Kompas TV/Kontan.co.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.