JAKARTA, KOMPAS.TV - KH Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya mengatakan, transformasi dalam tubuh organisasi NU bisa jadi dalam kurun waktu 1 periode masa jabatan.
Artinya, dalam 5 tahun ketika ia nanti, jika terpilih jadi ketua PBNU dalam gelaran Muktamar yang digelar di Lampung 22-23 Desember mendatang, ia akan bekerja keras dan mendayagunakan seluruh potensi di NU untuk senantiasa gerak bersama dan inheren untuk umat.
Dalam obrolan sebelumnya juga dijelaskan gagasan dia tentang amanat Khittah NU sebagai pedoman berpolitik.
Lalu bagaimana transformasi di tubuh ormas nahdliyin ini dilakukan? Berikut petikan wawancaranya:
Baca Juga: Gus Yahya Setuju Dicalonkan Ketum PBNU, Begini Profilnya yang Gemar Safari ke Tokoh Agama Dunia
Elemen-eleman di NU secara organisasi bergerak di pelbagai level, mulai dari soal kemanusiaan dan keumatan. Tapi kerap tidak terhubung satu dengan yang lain. Untuk itulah, perlu ada konsolidasi. Posisi PBNU nantinya sebagai dirijen dalam orkestrasi itu.
Konsep ini bisa dilakukan, asalkan ada komitmen. Aspirasi di bawah (cabang maupun warga Nahdlihyin-red) sudah begitu kuat mengingingkan konsolidasi bersama. Sekarang tinggal komintmen kepemimpinan. Dan, tentu saja nanti pilihan strategi yang tepat.
Salah satu strateginya adalah dengan PBNU menjalin kerja sama dengan pelbagai pihak untuk membangun agenda nasional. Nanti hasilnya akan di-breakdown, dijalankan bersama di grassroot oleh cabang-cabang.
Baca Juga: Wawancara Gus Yahya (Bag-1): Khittah NU Mengharuskan PBNU Tidak Berpolitik Praktis
Nah, karena yang melaksanakan program adalah cabang, maka PBNU wajib untuk mendampingi, mengadvokasi dan mempertanggungjawabkan program.
Nantinya akan memicu kebutuhan PBNU untuk berkomunikasi dengan cabang, hingga terjadi komunikasi secara structural.
Sebetulnya saya tidak tahu apakah desentralisasi itu terma yang tepat. (Ia menghela nafas) ya lebih tepatnya desantralisasi eksekusi program. Tidak bisa kita mutlak desentralisai.
Jadi dirijen pelaksanaan tetap berada di PBNU. Dari situ, bisa koheren dengan tiap cabang hingga transformasi bisa terjadi.
Insya Allah. Hitungan di atas kertas bisa melakukan transformasi organisasi selama 5 tahun komitmen kepemimpinan. Saya bandingkan dengan dulu cara saya menjalankan strategi transformasi untuk GP Ansor itu 3,5 tahun sudah panen.
Saya kira untuk organisasi NU, 5 tahun insya Allah bisa melakukan transformasi di organisasi NU.
Salah satunya dengan cara konsolidasi. Tapi ini karena soal strategi, butuh lokakarya 5 hari.
Detilnya Bagaimana?
Kalau detil strateginya ya panjang. Intinya kayak seperti di atas, pemicunya adalah komunikasi yang lumintu (berkesinambungan-red) maka semuanya bisa dilakukan.
Ini seperti konsep tycoon, ini merupakan istilah bibit badai. Jadi komunikasi itu bisa jadi bibit badai yang bisa menggulirkan proses konsolidasi semua elemen secara berkesinambungan dan koheren. (Bersambung)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.