JAKARTA, KOMPAS.TV - Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama diselenggarakan masih dalam masa pandemi Covid-19. Karenanya, panitia menekankan penerapan protokol kesehatan (prokes) sepanjang acara, mulai dari mitigasi hingga penanganan kesehatan.
Koordinator Seksi Kesehatan Muktamar NU, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein menjelaskan, langkah awal untuk mencegah penularan Covid-19 di arena muktamar adalah dengan pendaftaran peserta yang dilakukan secara daring.
“Kita menggunakan fasilitas teknologi ini menjadi langkah untuk menghindari kerumunan,” katanya di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, sebagaimana rilis diterima KOMPAS TV pagi ini, Kamis (16/12).
Baca Juga: Jelang Muktamar, Sejumlah Profesor dan Akademisi di Jawa Timur Beri Rekomendasi untuk Masa Depan NU
Dalam formulir daring, calon peserta akan mengisi data pribadi, riwayat penyakit, obat yang digunakan, vaksinasi, hingga soal data jaminan kesehatan masing-masing.
Sebelum memasuki arena, peserta hanya akan mengambil kartu tanda peserta di tempat registrasi yang sudah ditentukan. Dalam tempat tersebut, dr Fariz juga memastikan akan menggunakan sistem satu jalur masuk dan satu jalur keluar. “Sehingga yang masuk tidak bertemu dengan yang keluar,” ujarnya.
Calon peserta juga diwajibkan untuk mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni sudah vaksin dan sudah dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap (swab) antigen yang berlaku 1x24 jam atau tes usap PCR yang berlaku 3x24 jam.
Baca Juga: Mantan Wakil Ketua BIN Asad Said Ali Dikabarkan Maju Ketua Umum PBNU di Muktamar
Oleh karena itu, dr Fariz mengingatkan peserta agar menyiapkan diri untuk melakukan vaksinasi dan tes usap antigen ataupun tes usap PCR sebelum perjalanan menuju Muktamar.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) itu juga menegaskan bahwa tempat-tempat yang digunakan untuk agenda Muktamar ini sudah memenuhi standar kesehatan, mulai dari ventilasi yang cukup hingga hanya diisi oleh 50 persen sampai 70 persen dari kapasitas ruangan.
Tentu, lanjutnya, penerapan prokes juga sangat ditekankan. Karenanya, panitia menyediakan 60 mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama Medical Student Association (NUMSA) sebagai duta prokes yang ditempatkan di semua lokasi.
Mereka akan bertugas mengingatkan peserta dan masyarakat untuk tetap menerapkan prokes, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau cairan sanitas (hand sanitizer) selama berlangsungnya kegiatan.
Selain itu, Fariz juga memastikan ada 120 orang tenaga kesehatan yang berjaga selama berlangsungnya penyelenggaraan Muktamar Ke-34 NU. Jumlah tersebut belum ditambah dengan tenaga kesehatan dari daerah. Di setiap lokasi, ia memastikan terdapat posko kesehatannya. Mereka siap untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Fariz juga menyampaikan bahwa panitia menyediakan call center dan telemedicine untuk keperluan konsultasi.
“Kita berharap tidak ada (orang yang mengalami gangguan kesehatan). Tapi kalaupun ada yang terdampak baik, dari tempat isolasi mandiri sampai rumah sakit, kita sudah siapkan,” katanya.
Panitia juga, lanjutnya, menyiapkan fasilitas karantina bagi perwakilan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) yang datang dari luar negeri.
Fariz menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Lampung dan pemerintah daerah Bandar Lampung dan Lampung Tengah yang telah turut serta membantu keberlangsungan acara dengan baik dan lancar, serta aman dan sehat.
“Kami berterima kasih pada stakeholder pemeirntah yang menjadi tempat muktamar. Kita mendapatkan dukungan penuh karena sudah disiapkan dari A sampai Z-nya,” ujarnya.
Baca Juga: Qasidah Muktamar NU Resmi Diluncurkan, Ditulis Ulama Kharismatik Jawa Timur, Begini Lirik Lengkapnya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.