PARIS, KOMPAS.TV - Mobil listrik populer Tesla Model 3 dilarang penggunaannya untuk sementara oleh G7, perusahaan taksi terbesar di Paris, Prancis. Keputusan ini diambil usai mobil jenis itu terlibat kecelakaan fatal pada akhir pekan lalu.
Di Paris, sebuah mobil Tesla Model 3 menyebabkan kecelakaan beruntun yang menewaskan satu orang dan melukai 20 lainnya. Sopir mobil tersebut dilaporkan kehilangan kendali.
Tesla Model 3 sendiri dilengkapi fitur setir otomatis. Fitur Tesla tersebut disorot usai kejadian ini.
Pihak Tesla sendiri membantah kecelakaan itu diakibatkan gangguan teknis.
Pada Rabu (15/12/2021), Menteri Transportasi Prancis Jean-Baptiste Djebbari menyebut, hingga saat ini, belum ada indikasi kalau kecelakaan itu disebabkan gangguan teknis.
Baca Juga: Pabrik Raksasa Tesla di Shanghai Ekspor 400.000 Mobil Listrik
Kecelakaan tersebut melibatkan unit Tesla Model 3 yang dijadikan taksi. Sang supir taksi dilaporkan sedang membawa keluarganya menuju restoran.
Mobil taksi itu menabrak dua pejalan kaki, sebuah lampu lalu lintas, serta satu unit van.
Tesla sendiri mengiklankan mobilnya dengan fitur autopilot. Namun, perusahaan itu dituduh beriklan secara menyesatkan karena mobil Tesla tidak bisa benar-benar berkendara sendiri, melainkan masih perlu dikontrol sopir.
Sistem autopilot Tesla sendiri disorot beberapa tahun belakangan karena bisa disalahgunakan pengguna. Pada awal 2021, Amerika Serikat memeriksa sistem autopilot Tesla, menyusul 11 insiden kecelakaan yang melibatkan mobil listrik mereka sejak 2018.
Baca Juga: Total Saham Tesla yang Dijual Elon Musk Sudah Senilai Rp97,9 T
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.