JAKARTA, KOMPAS.TV - Kemunculan kapal perang Jerman di Laut China Selatan pada Rabu (15/12/2021) mengingatkan kembali pada peringatan pakar keamanan mengenai kemungkinan perang laut di sekitar Indonesia.
Kapal perang Jerman itu berjenis Fregat Bayern. Ini adalah kapal perang Jerman pertama yang melintasi Laut Cina Selatan sejak 2002, perairan yang dilalui 40 persen kapal-kapal dagang Eropa.
Melansir The Straits Times, langkah ini adalah bentuk dukungan Jerman pada Amerika Serikat dan sekutu untuk membatasi ambisi China memperluas teritorial perairan mereka.
Baca Juga: Minim Alutsista untuk Amankan Laut Natuna Utara: Butuh 8 KRI, TNI AL Hanya Punya 5 Kapal Perang
Perlu diketahui, China mengeklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan sebagai miliknya dan membangun pos-pos militer di pulau-pulau buatan di perairan yang kaya sumber daya alam. Ini bertentangan dengan keputusan pengadilan internasional.
Juru bicara kementerian pertahanan Jerman mengatakan, kapal angkatan laut Jerman itu telah memulai transit melalui Laut Cina Selatan dan menuju ke Singapura.
Para pejabat di Berlin menyebut, angkatan laut Jerman akan tetap berpegang pada rute perdagangan umum. Fregat itu juga nampaknya tidak akan berlayar melalui Selat Taiwan, aktivitas rutin marinir AS yang sering dikecam oleh China.
Dengan kehadiran Jerman, semakin banyak negara yang memperluas aktivitas mereka di sekitar Sumadera Pasifik untuk menentang China, seperti Amerika, Inggris, Prancis, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
Di sisi lain, keberadaan kapal-kapal perang asing di sekitar perairan negara-negara ASEAN juga telah lama menjadi kekhawatiran pakar keamanan dan militer Connie Rahakundini Bakrie.
“Kita betul-betul harus hati-hati karena yang akan dilihat lebih banyak lagi kapal-kapal perang, pasti itu,” kata Connie kepada Kompas TV pada Sabtu (18/9/2021) malam.
Sumber : The Straits Times/Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.