SOLO, KOMPAS.TV - Childfree sempat menjadi isu yang ramai diperbincangkan oleh banyak orang di media sosial Tanah Air dalam beberapa waktu belakangan ini.
Melansir HeylawEdu, istilah childfree bermakna sebagai keputusan dari seseorang maupun pasangan untuk tidak memiliki anak atau keturunan.
Meski keputusan tersebut bersifat sangat personal, kemunculan istilah childfree di Indonesia nyatanya masih sering dipandang tabu hingga banyak menerima stigma negatif dari masyarakat.
Dalam sebuah jurnal ilmiah yang ditulis oleh Patnani dkk, Indonesia pun disebut salah satu negara yang pro natalis, yang masih menganggap bahwa kehadiran anak itu dapat melengkapi pernikahan dan keluarga.
Baca Juga: Isu Childfree jadi Pembahasan Hangat, BKKBN: Ini Terkait dengan Pentingnya Edukasi Reproduksi
Maka dari itu psikolog sosial dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Tri Rejeki Andayani mengatakan, membuat keputusan childfree di Indonesia itu tidak mudah, karena ada pihak lain yang mesti dilibatkan seperti contonya yaitu keluarga.
Padahal, setiap orang maupun pasangan yang memilih childfree itu memiliki alasan masing-masing yang pastinya telah dipertimbangkan secara matang dan belum tentu pihak lain dapat memahaminya.
Namun, ada beberapa hal yang pada umumnya menjadi alasan bagi seseorang atau pasangan untuk memutuskan childfree.
Setiap orang memiliki masa lalu sendiri-sendiri mengenai keluarganya. Apa yang mereka lihat di dalam keluarganya semasa mereka kecil dapat memengaruhi pilihan ketika dewasa.
Begitu juga dengan kenangan kurang baik serta kekecewaan yang mereka dapatkan pada masa kanak-kanan bisa mendorong individu atau pasangan tersebut untuk memilih childfree.
Latar belakang keluarga juga dapat memengaruhi dari sisi lain. Yaitu ketika seseorang memiliki keluarga yang membebaskan pilihan mereka.
Sehingga tersebut mereka memilih untuk childfree, mereka tidak merasa akan dihakimi maupun terpojokkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.