JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Sosial Tri Rismaharini menangkap pesan dari santri korban pemerkosaan bahwa mereka masih ingin bersekolah.
Untuk itu, Risma menuturkan Kementerian Sosial akan membantu mengurus dokumen agar santri korban pemerkosaan oleh pengajarnya di Kota Bandung, dapat kembali mengenyam pendidikan di sekolah formal.
“Kita menangkap mereka masih ada mental block-nya, maka kami menanyakan apa keinginan mereka. Mereka rata-rata ingin sekolah,” ujar Risma seperti dikutip dari Antara, Selasa (14/12/2021).
Risma mengungkapkan kementeriannya akan membantu mengurus dokumen karena santri korban pemerkosaan ternyata tidak memiliki dokumen Pendidikan, seperti halnya rapor atau ijazah.
Baca Juga: Pengakuan Herry Wirawan Pelaku Pemerkosaan 12 Satriwati di Bandung
Padahal dalam syarat melanjutkan program-program Pendidikan, dokumen-dokumen tersebut sangat dibutuhkan oleh pelajar.
Dalam keterangannya, Risma mengaku akan melakukan intervensi dengan berkoordinasi secara lintas sektoral.
“Bantuan ini bagaimana mereka mendapatkan dokumen-dokumen pentingnya. Kalau dia pindah ke sekolah lain, pasti dokumen ini dibutuhkan,” ujar Risma.
Risma lebih lanjut menambahkan, Kemensos tidak hanya memberikan support untuk santri korban pemerkosaan kelangsungan untuk tetap bisa sekolah.
Kemensos juga akan memberikan jaminan bagi anak-anak yang lahir dari rahim korban akibat perbuatan tak termaafkan Herry Wiryawan.
Baca Juga: Sempat Berfoto Bersama Santriwati, Wagub Jabar Tak Tahu Ada yang Jadi Korban Pemerkosaan
Sebagai informasi, berdasarkan laporan dari Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Jawa Barat korban pemerkosaan Herry Wirawan berjumlah 13 orang.
Dari jumlah tersebut, sembilan bayi lahir dari delapan korban, bahkan ada yang sudah memiliki dua anak.
“Bagaimana anak ini ke depannya, baik untuk ibunya maupun anak itu sendiri supaya kelangsungan mereka bisa kita jaga. Supaya tumbuh kembang mereka bisa normal,” ujarnya.
Sesuai kapasitas, Risma menuturkan Kemensos juga telah menerjunkan pendamping untuk memulihkan kondisi psikologis korban beserta orang tuanya.
“Karena traumanya berat, bahkan saya minta hipnoterapi juga. Orang tuanya juga sedang dalam pendampingan kami,” kata Risma.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.