BEIJING, KOMPAS.TV - Beijing mengungkapkan keberatannya atas pernyataan negara-negara anggota G7 yang baru-baru ini menyatakan keprihatinan mereka tentang persoalan-persoalan yang terjadi di China.
Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Truss sebagai Ketua Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri dan Pembangunan G7 di Liverpool, Minggu (12/12/2021), menyatakan keprihatinan mereka terkait Xinjiang, Tibet, Hong Kong, Laut China Selatan, dan Taiwan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam jumpa pers harian di Beijing, Senin (13/12/2021), mengatakan posisi China mengenai masalah ini tetap konsisten dan jelas.
Beijing, kata Wang, mendesak G7 berhenti menodai citra dan mengganggu kepentingan China.
Baca Juga: China Sampaikan Belasungkawa dan Tawarkan Bantuan untuk Korban Tornado di Amerika Serikat
Wang menyebut, jumlah penduduk Amerika Serikat (AS) dan Inggris sebesar sekitar 5 persen dari penduduk dunia dan memiliki perekonomian dan teknologi kedokteran yang maju.
Tetapi kedua negara tersebut, kata Wang, memiliki tingkat infeksi dan kematian akibat Covid-19 sebesar masing-masing 23 persen dan 18 persen.
“Kami mendesak negara-negara seperti AS dan Inggris untuk menegakkan hak hidup dan kesehatan rakyat mereka dan melakukan upaya-upaya untuk mencegah lebih banyak orang kehilangan nyawanya akibat pandemi, ketimbang berbicara mengenai demokrasi dan hak asasi manusia di arena internasional,” ujar Wang seperti dilansir CGTN.
Dia juga mendorong AS dan Inggris serta negara-negara lainnya untuk meninggalkan praktik-praktik seperti penahanan secara sewenang-wenang terhadap warga negara lain, penekanan tak beralasan terhadap perusahaan-perusahaan tertentu, serta penerapan langkah-langkah koersif yang semena-mena seperti penjatuhan sanksi unilateral yang tidak sah.
Baca Juga: Waspada, Operasi Mata-Mata Siber China Sasar Pemerintahan di Asia Tenggara
Wang menyerukan dibentuknya perdagangan internasional dan lingkungan investasi yang terbuka, inklusif, transparan, dan tidak diskriminatif, serta menghormati hak dan kepentingan pembangunan yang sah negara-negara lain.
“Kami mendesak AS dan Inggris meninggalkan mentalitas Perang Dingin, mengoreksi praktik menarik garis-garis ideologi, mempraktikkan multilateralisme yang tulus, dan melakukan sesuatu yang berguna untuk menegakkan solidaritas internasional dan bersama-sama menangani tantangan-tantangan global, ketimbang memecah belah dunia dan membangun hambatan-hambatan artifisial, guna memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia.”
Baca Juga: China Makin Sengit, Cemooh Demokrasi Amerika Serikat sebagai Senjata Pemusnah Massal
Sumber : CGTN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.