KOMPAS.TV – Dalam dua tahun Kemendikbud Ristek sudah meluncurkan 14 epidose Merdeka Belajar yang mendorong transformasi pendidikan nasional.
Dimuali pada dari episode pertama yang mengubah Ujian Nasional (UN) menjadi asesmen nasional, hingga epidose ke-14 yang menghadirkan negara untuk menghapuskan kekerasan seksual dilingkungan perguran tinggi.
Tak hanya itu laju transformasi pendidikan juga terus berjalan meski dihadang pandemi. Program digitalisasi sekolah, dan pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah swasta dan orangtua juga terus diperkuat.
Selain itu peningkatan kesejahteraan dan kompetensi guru juga tak luput menjadi sasaran perubahan yang diprioritaskan oleh Kemendikbud Ristek.
Tema Hari Guru tahun ini bertema “Bergerak dengan Hati Pulihkan Pendidikan.” Kemendikbud Nadiem Makarim mengatakan, tema hari guru tahun ini menggambarkan masa yang begitu sulit bagi para guru, sehingga kesejahteraan para guru menjadi salah satu hal yang diperjuangkan.
Baca Juga: Langkah Kemendikbud Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia Lewat Merdeka Belajar
Nadiem menyebut, sekolah dan kampus-kampus harus menjadi tempat yang paling merdeka dan paling inovatif, sehingga murid dan mahasiswa bisa mencoba hal-hal baru.
“Kita sangat aneh, kita menginginkan anak-anak kita kreatif dan inovatif tetapi giliran sekolah dan universitas yang melakuan hal-hal berbeda kita suka menahan-nahan.” Ujar Nadiem.
Nadiem juga mengatakan, seharusnya sekolah dan universitas berlomba-lomba mencoba hal-hal baru dan inovatif dengan format pembelajaran baru. Sehingga murid bisa terekspos dan memperkaya dirinya.
“Kalau sekolah itu tidak menyenangkan juga tidak ada gunanya.” Kata Nadiem.
“Proses belajar harus menyenangkan karena disitulah anak kita akan selalu mengasosiasikan pembelajar dengan sesuat yang asik dan seru sehingga dia menjadi pembelajar sepanjang hayat itu, esensi dari pada Merdeka Belajar.” sebut Nadiem.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.