BAGHDAD, KOMPAS.TV - Militer Amerika Serikat hari Kamis (9/12/2021) mengumumkan berakhirnya operasi tempur di Irak dan memulai transisi dari misi tempur ke misi dukungan untuk "memberi nasihat, membantu, dan memungkinkan" pasukan Irak menghabisi sisa-sisa Negara Islam Irak dan Suriah ISIS.
Sementara pengumuman itu menandakan pergeseran terbaru dalam misi di Irak sejak invasi Amerika Serikat 18 tahun lalu.
Langkah itu tidak mengurangi jumlah pasukan AS di Irak, alih-alih, tetap mempertahankan jumlah tentara yang sama, kira-kira 2.500 tentara di lapangan dalam peran dukungan operasi tempur.
"Kami menempuh perjalanan jauh sejak koalisi menjawab permintaan bantuan (Irak)," kata Mayor Jenderal John Brennan, Dansatgas kelompok anti-ISIS di Irak, dalam sebuah pernyataan. "Dalam fase baru ini, kemitraan transformatif kami dengan Irak melambangkan perlunya kewaspadaan terus-menerus."
Bagi pemerintah Irak, berakhirnya operasi tempur AS dianggap sebagai kemenangan politik untuk menangkis tekanan partai politik dan milisi dukungan Iran yang menentang kehadiran pasukan AS.
Keputusan ini adalah hasi pembicaraan antara Presiden Joe Biden dan PM Irak Mustafa al-Kadhimi bulan Juli, setelah presiden Joe Biden berkomitmen untuk menghapus semua pasukan tempur dari Irak pada akhir tahun.
Langkah itu dilihat oleh pejabat AS pada saat itu sebagai upaya untuk mengurangi tekanan pada Al-Kadhimi, sekutu AS yang harus menyeimbangkan hubungan dengan Iran untuk mempertahankan posisinya.
Pasukan AS dan Irak mengadakan upacara sederhana di Baghdad pada Kamis sore menandai transisi ke misi "menasihati dan membantu", sebuah pernyataan bahwa sebagian besar pasukan AS akan terus memainkan peran yang sama sejak penaklukan ISIS tiga tahun lalu.
Militer AS menarik diri dari Irak tahun 2011 setelah gagal merundingkan perjanjian status pasukan dengan pemerintah Irak. Tiga tahun kemudian, pemerintah Irak meminta pasukan AS kembali untuk membantu mengusir kelompok ISIS, yang menguasai sepertiga wilayah Irak dan sebagian besar Suriah.
Baca Juga: Serangan Bom ISIS di Irak Tewaskan 5 Pejuang Kurdi
Masih belum jelas apakah pengumuman hari Kamis akan cukup untuk menenangkan kelompok-kelompok milisi dukungan Iran yang mendesak penarikan penuh pasukan AS .
Satu kelompok milisi yang sekarang menjadi bagian dari pasukan keamanan pemerintah Irak mengatakan "tidak percaya pada janji apa pun" yang dibuat oleh Amerika Serikat.
"Jika pasukan AS tidak mundur pada akhir tahun, itu hanya dapat didefinisikan sebagai pendudukan," kata Harakat Hizbullah al-Nujaba dalam sebuah pernyataan.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.