LUMAJANG, KOMPAS.TV - Hingga hari ini, Kamis (9/12), status kedaruratan dari Gunung Semeru belum turun.
Sampai sekarang, status Gunung Semeru masih waspada.
Bagaimana tidak, dengan aktivitas gunung yang masih sangat fluktuatif, akan sangat berbahaya jika pemerintah dan warga lemah dalam antisipasi bencana susulan.
Dari pantauan posko pemantauan aktivitas, Gunung Semeru membentuk kubangan lava baru.
Alhasil, awan panas pun kembali tercipta.
Baca Juga: Terhalang Penyekatan, Warga Semeru yang Ingin Evakuasi Harta Benda Bersitegang dengan Pihak Berwajib
Penyebab guguran awan panas Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, masih jadi perdebatan.
Apa yang terjadi dengan mitigasi yang dilakukan sejumlah pihak yang berwenang, sehingga dampak awan panas dan lava menimbukan bencana?
Padahal, sudah ada penetapan belasan kilometer di kaki Gunung Semeru sebagai wilayah zona rawan bencana.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), Andiani menyatakan peringatan sudah dilakukan berulang kali sejak 1 Desember 2021, yakni tiga hari sebelum.
Namun, pemerintah memaklumi warga yang masih beraktivitas menambang pasir.
Soal guguran lava, menurut warga, adalah hal yang sehari-hari ditemui.
Menurut Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, warga sudah paham bila guguran lava turun, maka harus segera menghindar dari lokasi bencana.
Meski begitu, tak pernah ada peringatan skala yang meningkat dari pihak berwenang soal mitigasi bencana di pusat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.