GAZA, KOMPAS.TV - Israel mengumumkan telah menyelesaikan pembangunan tembok besi canggih di Gaza yang dilengkapi ratusan kamera dan sensor rahasia
Pertahanan itu dikembangkan Israel, setelah Hamas menggunakan terowongan untuk mengusir pasukannya selama invasi 2014 ke wilayah Palestina yang terkepung.
Israel telah mengumumkan membangun proyek tersebut pada 2016 lalu.
Proyek itu juga mencakup pagar di atas tanah, penghalang angkatan laut, sistem radar dan ruang komando serta kontrol.
Baca Juga: Prihatin Pelanggaran HAM China, Kanada akan Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing
“Tembok itu, yang merupakan proyek inovatif dan teknologi terbaru akan menghalangi Hamas dari salah satu kemampuan yang coba dikembangkannya,” ujar Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz dikutip dari Al-Jazeera.
“Di tembok besi itu akan ditempatkan sensor dan beton antara organisasi teror dan penduduk sebelah selatan Israel,” tambahnya.
Kementerian Pertahanan Israel mengungkapkan tembok tersebut memiliki ratusan kamera, radar dan sensor rahasia sepanjang 65km. Juga, memiliki 140.000 ton baja dan besi yang digunakan pada konstruksinya.
Mereka menegaskan tinggi dari tembok canggih tersebut lebih dari 6 meter dan memiliki penghalang maritim, termasuk sarana mendeteksi penyusupan melalui laut dan sistem senjata yang dikendalikan dari jauh.
Kementerian Pertahanan Israel tak mengungkapkan kedalaman bawah tanah tembok tersebut.
Baca Juga: Militer Israel Rudal Pelabuhan Suriah, Timbulkan Kebakaran Besar
Gaza memiliki perbatasan sepanjang 14km dengan Mesir, yang juga telah membatasi penyeberangan dengan alasan keamanan.
Pihak keamanan Mesir sejak 2013 telah menghancurkan terowongan penyelundupan sementara Hamas yang berada di sisinya, dan telah meningkatkan patroli.
Israel dan Hamas berperang empat kali sejak kelompok itu merebut Gaza pada 2007, dari pasukan Fatah, loyalis Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Teranyar terjadi pada Mei lalu, setelah serangan 11 hari Israel ke Gaza membunuh lebih dari 260 orang Palestina, termasuk 66 anak-anak dan melukai lebih dari 1.900 orang.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.