JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengaktifkan kembali Kedutaan Besar Republik Indonesia KBRI di Kabul, Afghanistan, dalam bingkai pendekatan konstruktif (constructive engagement) dengan negara yang kini dijalankan oleh kelompok Taliban.
Sebelumnya, misi diplomatik Indonesia di Kabul dijalankan sementara dari KBRI di Islamabad, Pakistan, menyusul pengambilalihan pemerintahan Afghanistan oleh Taliban pada pertengahan Agustus lalu.
“Tujuan (pembukaan kembali KBRI di Kabul) untuk melakukan constructive engagement, terutama dalam konteks bantuan kemanusiaan, termasuk bantuan bagi perempuan, pemberian beasiswa, dan lain-lain,” kata Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani dalam media gathering di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (06/12/2021).
Namun, Kadir menegaskan rencana pembukaan kembali KBRI di Kabul belum berarti Indonesia mengakui pemerintahan Taliban.
Menurut dia, Indonesia masih akan terus memantau sejauh mana Taliban menjalankan komitmennya untuk pemerintahan di Afghanistan yang lebih inklusif, terutama terkait penghormatan terhadap hak-hak perempuan dan anak serta penanggulangan terorisme.
“Kita mengharapkan pemerintahan Taliban bisa menjaga penuh komitmennya untuk tidak membiarkan negaranya menjadi homegrown of terrorism (tempat pembibitan dan pelatihan teroris),” kata Abdul Kadir Jailani.
Baca Juga: Dikutuk Barat atas Dugaan Eksekusi Mantan Anggota Pasukan Afghanistan, Taliban: Itu Fitnah!
Lebih lanjut, Abdul Kadir Jailani menjelaskan Indonesia terus berupaya membantu krisis kemanusiaan di Afghanistan, yang saat ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 serta musim dingin yang membuat pemenuhan kebutuhan makanan rakyat Afghanistan sebagai tantangan tersendiri.
Upaya Indonesia selain langsung menyalurkan bantuan kemanusiaan, adalah mendorong pertemuan antara para menteri luar negeri tentang isu Afghanistan.
Dalam waktu dekat, para Menlu Organisasi Kerja Sama Islam OKI akan menggelar melakukan pertemuan luar biasa untuk membahas krisis Afghanistan dengan Pakistan sebagai tuan rumah.
“Kepentingan kita adalah menghendaki terbentuknya Afghanistan yang inklusif, terbuka, dan makmur karena kita sadar itu akan mendorong Afghanistan yang lebih stabil, sehingga gangguan terhadap (negara) kita terutama (terkait) terorisme bisa berkurang,” kata Kadir.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.