KLUNGKUNG, KOMPAS.TV - Di tengah terus melonjaknya harga minyak goreng di pasaran, ternyata ada efek positif pada usaha minyak kelapa tradisional yang diproduksi oleh usaha-usaha kecil masyarakat.
Di Desa Sulang, Kabupaten Klungkung, Bali, produksi minyak kelapa bahkan hampir tak bisa memenuhi permintaan konsumen yang meningkat dari sebelumnya.
Gemeretak kayu bakar yang dilahap api ini, jadi penanda bergeliatnya produksi minyak kelapa.
Air santan yang sedang dimasak, menguarkan uap wangi kelapa; jadi penanda produksi yang sedang berlangsung.
Ratusan kilogram kelapa dibersihkan, lalu kemudian diparut, sebelum akhirnya masuk ke dalam penggorengan untuk diolah menjadi minyak kelapa.
Selama puluhan tahun, usaha minyak kelapa jadi usaha warga Desa Sulang.
Ada kalanya permintaan turun dan berujung merugi, namun ada juga saat minyak kelapa dicari.
Dengan kenaikan harga minyak goreng sawit di pasaran sekitar sebulan terakhir, selain ramai pesanan, harga minyak goreng yang diolah secara tradisional ini pun ikut naik.
Dari biasanya ditingkat produsen dijual Rp 15.000 per botol berukuran 600 mililiter, saat ini mencapai Rp 20.000-22.000 per botolnya.
Salah satu produsen minyak tradisional mengatakan, harga minyak tradisional naik karena harga kelapanya juga ikut naik.
Baca Juga: Masuk Bulan Desember, Harga Bahan Pokok Mulai Naik!
Sementara, Kepala Desa Sulang mengatakan, desa merupakan pusatnya tanaman kelapa; sehingga banyak usaha minyak tradisional.
Selain itu, ada juga usaha pengolahan kelapa yang dikhususkan untuk pengiriman ke Jawa, lalu kemudian sabutnya dibawa ke Tabanan, Bali, untuk dijadikan bahan baku genteng.
Kelapa merupakan tanaman asli wilayah tropis, dan lebih ramah terhadap lingkungan.
Selain buahnya yang jadi komoditi utama, batang hingga daunnya pun bahkan bisa dimanfaatkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.