MADIUN, KOMPAS.TV - Setelah terdampak pandemi lebih dari satu tahun lamanya. Perajin ukiran akar jati di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, kini mulai mencoba menghidupkan kembali usahanya. Pemesan juga mulai berdatangan meski omzet yang diterima menurun drastis dibanding sebelum pandemi.
Wilayah Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dikenal dengan daerah penghasil kerajinan ukiran kayu jati, yang dipasarkan ke berbagai daerah di nusantara, hingga merambah ke pasar ekspor.
Namun sejak pandemi covid -19, geliat usaha kerajinan akar jati di madiun mulai meredup, karena tidak ada permintaan dari negara-negara tujuan ekspor.
Seperti yang dialami oleh Laksono Budi Agung Santoso. Salah satu pengrajin ukiran kayu jati, warga Wadukan, Kecamatan Saradan. Sejak awal pandemi covid-19, dirinya mengaku kelabakan menjalankan usahanya yang dirintis sejak tahun 2012 ini, lantaran sepi pengunjung dan pembeli.
Namun para pengrajin kini mulai bangkit, dan kembali membuat kerajinan ukiran dari kayu jati. Para perajin mengaku tak menyerah begitu saja. Meski pesanan ukiran berkurang drastis.
Pada awal pandemi, omzet para pengrajin yang biasanya tembus puluhan hingga ratusan juta rupiah, dalam satu bulan turun drastis hanya 5 juta rupiah saja. Namun kini hasil penjualan ukiran kayu mulai merangkak naik diangka 15 hingga 20 juta rupiah setiap bulan.
Para pengrajin saat ini juga kembali mengekspor kerajinan akar jati melalui pabrik ke Amerika hingga Australia. Kerajinan yang saat ini banyak dipesan oleh pasar luar negeri diantaranya kerajinan berupa interior dari akar jati, meja, dan kursi ukir.
#beritamadiun
#ukiran
#ukiranjati
#woodworking
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.