CANBERRA, KOMPAS.TV - Pemerintah Australia akan memasukkan seluruh anasir organisasi Hizbullah sebagai teroris. Hal tersebut disampaikan otoritas Australia pada Rabu (24/11/2021).
Selain Hizbullah, Australia juga akan mengategorikan organisasi ekstremis supremasi kulit putih, The Base sebagai teroris.
Saat ini, terdapat 25 organisasi yang dinyatakan sebagai teroris oleh pemerintah Australia. Semuanya adalah kelompok ekstremis Islam.
Organisasi sayap Hizbullah, External Security Organization sebelumnya telah dikategorikan sebagai teroris sejak 2003.
Penetapan ini membuat dukungan dalam bentuk apa pun untuk Hizbullah dari Australia bisa dipidana.
“Kami tahu ada ancaman terorisme di sini di Austrralia dan ada ancaman terorisme di seluruh dunia,” kata Menteri Dalam Negeri Australia Karen Andrews.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Lebanon: Kami Punya 100.000 Pejuang!
“Kita telah menyaksikannya akhir-akhir ini di Inggris Raya dan Selandia Baru,” imbuhnya.
Australia sendiri memperbesar sorotan terhadap teroris supremasi kulit putih usai serangan teroris di Christchurch, Selandia Baru pada 2019 lalu.
Setelah serangan itu, sebuah laporan menyimpulkan bahwa intelijen Selandia Baru terlalu fokus pada ancaman ekstremis Islam. Sehingga ancaman ideologi ekstrem lain seperti supremasi kulit putih luput diawasi.
Direktur Dinas Intelejen Australia (ASIO) Mike Burgess memperingatkan ancaman pemuda Australia diradikalisasi oleh kelompok supremasi kulit putih.
Ia juga menyebut bahwa setengah dari kasus domestik yang ditangani ASIO saat ini melibatkan sel-sel neo-Nazi dan kelompok bermotif ideologis lain.
Burgess menambahkan, beralihnya ancaman nasional dari kelompok bermotif religius dimungkinkan oleh disinformasi terkait pandemi Covid-19 dan peristiwa global lain.
Karen Andrews menyebut keputusan Australia mengategorikan Hizbullah dan The Base sebagai teroris telah melalui pertimbangan “nyata dan kredibel”.
Dengan memasukkan Hizbullah ke daftar teroris, Canberra sepaham dengan sekutunya, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris Raya.
Lebanon, negara asal Hizbullah, urung menanggapi penetapan pemerintah Australia tersebut.
Sementara itu, Israel yang pernah berperang dengan Hizbullah pada 2006, menyambutnya dengan bungah.
Baca Juga: Dusun Manggalapi, Jalur Sunyi Perlintasan Kelompok Teroris
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.