MANILA, KOMPAS.TV - Seorang pemimpin salah satu sekte besar di Filipina ditangkap polisi dan didakwa bercinta dengan perempuan dan gadis di bawah umur dengan ancaman.
Berdasarkan laporan dari Jaksa Penuntut Amerika Serikat (AS), Kamis (18/11/2021), sang pemimpin sekte mengancam para perempuan tersebut dengan kutukan abadi jika mereka menolaknya.
Pemimpin sekte tersebut adalah Apollo Carreon Quiboloy, dari Gereja Kerajaan Yesus Kristus.
Quiboloy yang selalu memproklamirkan diri sebagai Anak Tuhan, dan dua administrator puncaknya berada di antara sembilan orang yang disebutkan dalam dakwaan pengganti yang dikembalikan dewan juri federal pekan lalu.
Baca Juga: Petenis Peng Shuai yang Diduga Dicabuli Petinggi Partai Komunis China Akhirnya Muncul, Ini Katanya
Dakwaan terbaru itu mencakup tiga administrator gereja Quiboloy yang berbasis di Los Angeles, dan sudah didakwa tahun lalu.
Dakwaan tersebut juga menyebutkan seorang administrator gereja di Hawaii.
Quiboloy yang berusia 71 tahun, diketahui memiliki 6 juta anggota di sekitar 200 negara.
Gereja tersebut diketahui mendukung kontestasi Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada pemilihan Presiden 2016.
Duterte menggunakan program radio dan TV dari kelompok itu di selatan Davao untuk mengungkapkan pandangannya saat menjadi Wali Kota.
Quiboloy mengklaim dirinya sebagai Anak Tuhan yang ditunjuk, dan pada 2019 mengklaim telah menghentikan gempa bumi besar di Filipina Selatan.
Dikutip dari NBC News, dakwaan pengganti itu berisi sejumlah tuduhan, termasuk konspirasi, perdagangan seks anak, perdagangan seks dengan paksa, penipuan dan paksaan, penipuan pernikahan, pencucian uang, penyelundupan uang tunai dan penipuan visa.
Dakwaan tersebut menuduh Quiboloy dan yang lainnya merekrut perempuan dan gadis, biasanya berusia 12 hingga 25 tahun, untuk memasak makanannya, membersihkan rumahnya, memijatnya dan bepergian bersamanya ke seluruh dunia.
Baca Juga: Kelompok Penculik Bersenjata Haiti Bebaskan Dua dari 17 Misionaris yang Diculik
Dakwaan itu juga menyebutkan beberapa bercinta dengan Quiboloy pada apa yang disebut sebagai tugas malam yang dijadwalkan.
Termasuk di antaranya adalah gadis di bawah umur, seperti seorang gadis berusia 15 tahun.
Menurut dakwaan itu, mereka dipaksa melakukan tugas malam di bawah ancaman pelecehan fisik dan verbal, serta kutukan abadi.
Quiboloy saat ini dikabarkan berada di Filipina, dan dilaporkan bahwa ia dan tertuduh lainnya siap untuk menghadapi dakwaan tersebut.
Sumber : NBC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.