JAKARTA, KOMPAS.TV - Pasar otomotif dalam negeri mulai bergeliat setelah penjualannya dihantam pandemi pada 2020. PT Toyota Astra Motor bahkan optimistis pangsa pasar miliknya akan naik, dari 31 persen di tahun 2020 menjadi 33 persen tahun 2021.
Sementara itu, total penjualan mobil di Indonesia diperkirakan menembus angka 850.000 unit hingga akhirnya tahun 2021.
"Jadi saya rasa dengan melihat kondisi penjualan bulan ini dan kondisi terakhir terkait ekonomi dan Covid-19, kami melihat pasar otomotif ke arah 850.000 unit, dan Toyota kira-kira berada dirange 33 persen," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy, seperti dikutip dari Antara, Senin (22/11/2021).
Sebagai salah satu cara meningkatkan penjualan mobilnya, Toyota ikut serta dalam acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021. Anton pun merasa senang melihat masyarakat rela mengantre untuk mendatangi booth Toyota di ajang tersebut.
Baca Juga: Setelah Nikel, Jokowi Akan Setop Ekspor Bauksit dan Tembaga Mentah
Menurut Anton, masyarakat banyak yang tertarik dengan kehadiran All New Avanza dan All New Veloz. Di samping kendaraan lainnya dengan varian GR (Gazoo Racing) seperti Fortuner, Yaris, Rush, Raize, dan Agya yang mulai mendominasi pembelian konsumen.
Anton yakin, pihaknya bisa menjual 230.000 unit mobil Toyota tahun ini.
"Mudah-mudahan di bulan Desember, walaupun ada perubahan PPKM, kami masih cukup yakin dengan kondisi ekonomi dan Covid-19 yang terkendali dan stabil, market otomotif masih mencapai angka tersebut," tutur Anton.
Ia juga meyakini kondisi industri otomotif akan semakin baik tahun depan. Pertimbangannya, penanganan Covid yang semakin terkendali membuat perekonomian Indonesia juga terus tumbuh.
Baca Juga: Waduh, Risma Sebut 31 Ribu ASN Terima Bansos PKH hingga BPNT
Apalagi, lanjutnya, jika pemerintah memperpanjang insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) otomotif yang tahun ini telah sangat membantu mendongkrak kinerja industri dan penjualan mobil di Tanah Air.
"Mudah-mudahan tahun depan ada pertimbangan (pemerintah) untuk tetap melanjutkan insentif PPnBM, dengan meng-consider juga impact positifnya bagi industri otomotif dan turunannya baik ke dealershif, konsumen, dan industri komponen," kata Anton.
Ia mengatakan meski penjualan naik tahun ini akibat insentif PPnBM, namun sebenarnya belum optimal karena ada kendala dari sisi produksi, termasuk pasokan komponen.
Baca Juga: Suzuki Setop Produksi Motor Bebek di Indonesia, Apa Sebabnya?
Karena itu, fokus tahun depan adalah bagaimana memperbaiki sisi pasokan untuk memenuhi permintaan konsumen otomotif yang tengah meningkat.
"Untuk tahun depan, mudah-mudahan kita bisa (pasar mobil secara nasional) mencapai 900.000 sampai 950.000 unit. Memang belum sampai 1 juta, tapi sudah mendekati, mudah-mudahan ini suatu yang positif bagi pasar Indonesia," ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.