Banjir Sintang Belum Juga Surut, Ada 2 Korban Jiwa dan 5 Jembatan Rusak

SINTANG, KOMPAS.TV - Tiga pekan bukan waktu yang sebentar untuk siapa pun di dunia ini berada dalam situasi banjir. Namun, itulah yang terjadi pada warga Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Mereka kini sudah 2 pekan terdampak secara moril dan materil akibat banjir.

Memasuki pekan ketiga, banjir setinggi satu setengah meter masih merendam sejumlah titik di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, meski 2 hari terakhir ketinggian banjir mulai berkurang. PLH Bupati Sintang melihat langsung kondisi warga di pengungsian.  

Kami paparkan dalam data singkat dampak banjir di Sintang hingga Sabtu 13 November yang disebut-sebut terparah dalam 40 tahun terakhir.

Banjir terjadi sejak 21 Oktober 2021. Ada 12 kecamatan dan lebih dari 88.000 jiwa terdampak. Lebih dari 33.000 jiwa mengungsi di 32 pos pengungsian BPBD.

Sementara 24 dapur umum dioperasikan untuk kebutuhan sehari-hari para pengungsi. Banjir juga menyebabkan 2 korban jiwa dan 5 jembatan rusak berat. 

Baca Juga: Jembatan Penghubung Trans Kalimantan Runtuh Karena Banjir, Akses ke Kalteng dan Kalbar Terputus

Sebelumnya Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyebut perkebunan kelapa sawit harus ikut bertanggung jawab atas bencana ini.

Sutarmidji mengusir 20 perwakilan dari pimpinan pengusaha kelapa sawit dari pertemuan, karena dinilai tak peduli pada penanganan banjir.

Dirjen perkebunan, Kementerian Pertanian mencatat, luas lahan kelapa sawit di Kalimantan Barat, dari tahun ke tahun terus bertambah.

Jika di tahun 2017, luasnya lebih dari satu setengah juta hekta, tahun ini diperkirakan luaslahan sawit lebih dari dua juta hektar.

Kepala Divisi Kajian dan Kampanye Walhi Kalimantan Barat, Henrikus Adam menegaskan banjir kalbar tak lepas dari kerusakan hutan yang dilakukan perusahaan, hingga aparat harus bertindak tegas.

Warga di Sintang hanya bisa berharap pemerintah daerah dan pusat mampu secepatnya menangani banjir yang sudah 3 pekan melanda.