YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Krisis iklim membuat gletser-gletser di dunia mencair dengan lebih cepat. Hilangnya massa es ini berpengaruh ke berbagai lini di berbagai penjuru dunia.
Dari selatan Jerman hingga pegunungan Papua, gletser memiliki fungsi penting bagi masyarakat. Gletser-gletser di dunia selama ini digunakan untuk pariwisata, sumber data bagi ilmuwan, serta bagian penting kepercayaan masyarakat adat.
Gletser sendiri diperkirakan telah meleleh sejak masa Revolusi Industri dan mengalami percepatan beberapa tahun belakangan.
Pemanasan global membuat gletser mencair secara cepat. Padahal, massa es ini diperkirakan butuh ratusan hingga ribuan tahun agar terbentuk.
Kecepatan cairnya gletser terlihat jelas di Pegunungan Rwenzori yang membentang di perbatasan Uganda dan Kongo.
Puncak Pegunungan Rwenzori tadinya memiliki lebih dari 40 gletser. Namun, per 2005, kurang dari 20 gletser yang masih ada.
Gletser di pegunungan pun terus mencair. Para ilmuwan memperkirakan Pegunungan Rwenzori bisa sepenuhnya kehilangan gletser 20 tahun ke depan.
Baca Juga: Dampak Krisis Iklim: Gletser Afrika akan Sepenuhnya Mencair dalam Dua Dekade
Hilangnya gletser Rwenzori adalah kabar buruk bagi Uganda. Negara ini mengandalkan pembangkit listrik tenaga air, banyak di antaranya mengandalkan aliran air dari gletser Rwenzori.
Di selatan Jerman, hilangnya gletser juga mengancam turisme. Di perbatasan Jerman-Austria, kini hanya terdapat gletser seluas setengah kilometer persegi.
Para ahli memperkirakan, sejak 1850, gletser di perbatasan Jerman-Austria telah hilang 88 persen. Gletser yang tersisa pun diperkirakan akan mencair sepenuhnya dalam 10-15 tahun ke depan.
“Saat ini, agen wisata bisa mengiklankan, ‘Kamu bisa mengunjungi gunung tertinggi di Jerman dengan gletser. Kamu bisa berjalan di atas gletser,’” kata ilmuwan geodesi asal Bayern, Jerman, Christoph Mayer.
“Orang yang tinggal di wilayah ini mengandalkan penghidupan dari turisme. Akan ada dampak ke mereka jika gletser benar-benar hilang,” imbuhnya.
Baca Juga: Bencana Gletser Himalaya: Pembangunan PLTA Tak Perhatikan Lingkungan dan Risiko Bencana
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.