SALATIGA, KOMPAS.TV - Setiap hari, sepulang berjualan, para pedagang tradisional ini berkumpul di Balai Dukuh, Kampung Pancuran, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Di lokasi ini, mereka diajari menganyam kursi rotan berbahan rotan sintetis dengan rangka alumunium.
Para pedagang ini berada dalam naungan kelompok usaha Tirta Karya, yang berdiri saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Anggota kelompok usaha Tirta Karya kebanyakan adalah pedagang yang usahanya terdampak pandemi.
Pandemi membuat usaha para pedagang terdampak hingga berkurang penghasilannya, bahkan beberapa orang tidak bisa berjualan lagi karena kehabisan modal.
Kelompok usaha Tirta Karya mendapat tawaran dari rekanan untuk merakit kursi sintetis rotan.
10 orang perwakilan dari anggota dilatih untuk merakit kursi sintetis rotan, jika sudah mahir, mereka yang akan memberi pelatihan ke anggota lainnya.
Saat ini ada sekitar 20 orang pedagang pasar yang turut merakit kursi rotan sintetis. Upah yang diterima para pedagang ini antara 40 ribu hingga 130 ribu rupiah per kursi.
Besaran upah tersebut tergantung dari kesulitan motif anyaman yang dibuat. Dalam sehari, satu orang pedagang rata-rata bisa membuat satu kursi rotan sintetis.
Hasil kursi anyaman ini kemudian langsung di ekspor ke luar negeri seperti Amerika Serikat dan Prancis.
Video Editor: Faqih Fisabilillah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.