SORONG, KOMPAS.TV - Sebuah video yang memperlihatkan harga bensin membumbung tinggi hingga Rp50.000 viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, pengunggah tengah merekam ketika dirinya membeli bensin eceran di pinggir jalan.
Anak yang melayani pembeli mengatakan, harga bensin eceran di botol 1,5 liter itu sebesar Rp51.000.
"Sorong ini Bos. Krisis BBM sudah 4 hari ini nyata bukan hoax," tulis pengunggah dalam video tersebut dikutip Kompas TV.
Video viral ini banyak diunggah ulang di media sosial, salah satunya oleh akun @romansasopirtruck di Instagram.
Baca Juga: Viral Uang Koin Rp1.000 Siap Dibeli Mahal, Ini Penjelasannya
Menanggapi kabar krisis BBM yang beredar di media sosial, pihak Pertamina buka suara.
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua-Maluku Edi Mangun mengatakan, kabar tersebut hoaks belaka.
Edi membenarkan ada isu krisis BBM yang sudah menyeruak di wilayahnya sejak Jumat (5/11/2021) hingga Rabu (10/11/2021).
Padahal, sebanyak enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Sorong, jelas Edi, tak pernah tutup karena kehabisan stok bahan bakar.
"Seratus persen hoaks. Saya ingin sampaikan apa yang terjadi di Sorong, sejak Jumat isu ini mulai beredar, sampai dengan hari ini, ada enam SPBU di Kota Sorong, itu total, enam SPBU itu tidak pernah tutup, sesuai jam operasional," kata dia dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk 32 Posisi, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya
Edi melanjutkan, seluruh SPBU di Sorong menerima suplai bahan bakar normal.
Besar kecil bahan bakar yang diterima SPBU menyesuaikan kapasitas tempat tersebut yakni 15-30 kiloliter per hari.
"Selama isu ini beredar, rata-rata setiap SPBU kami suplai sampai 200 persen. Artinya kalau dia 20 kiloliter, kami suplai sampai 40 kl," jelasnya.
Edi mempertanyakan kiriman yang berlebih itu. Dia mengatakan, pengecer bensin menjual dengan harga tinggi.
"Pertanyaan saya, ke mana yang 20 kiloliter yang berlebihan itu, itu kan hilang begitu saja, dan kemudian beredar pengecer-pengecer yang menjual dengan harga tinggi," imbuhnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.