JAKARTA, KOMPAS.TV – Pencetus berdirinya PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), Arsjad Rasyid, mengaku tidak menduga ajakannya pada kolega untuk mendirikan perusahaan tersebut menimbulkan dugaan konflik kepentingan.
Arsjad yang juga merupakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini mengatakan, saat awal berniat mendirikan perusahaan, dia hanya memikirkan bahwa perusahaan itu berdiri untuk kebaikan.
“Saya nggak kepikir ke situ (konflik kepentingan)” ucapnya dalam Zoom meeting dengan sejumlah wartawan Kompas Gramedia Grup, Minggu malam (7/11/2021).
Dia menjelaskan, saat itu dia mengajak rekan-rekannya sesama pengusaha yang dianggapnya mau membantu untuk menghadapi pandemi.
“Saya pikir, saya tahunya saya kenal sama semuanya, semua mau bantu masa mau ditolak sih,” tegasnya.
Baca Juga: Sebelum PT GSI Berdiri, Pemegang Saham Sempat Usulkan Menjadi Yayasan
Arsjad juga berpendapat, jika dana yang digunakan oleh pemegang saham untuk mendirikan perusahaan tersebut berasal dari sumber yang benar, hal itu bukan suatu kesalahan.
“Kalau uang itu uang bener kemudian mau investasi di perusahaan, memang salah ya? Yang harus di-track kan dana awal.”
Dia menegaskan bahwa sejak PT GSI berdiri, belum pernah ada pembagian deviden pada pemegang saham, termasuk untuk Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
“PT GSI tidak pernah lho mendistribusikan deviden. Pak Luhut nggak pernah ikut-ikutan sama sekali. Saya bukan membela Pak Luhut ya,” tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.