JAKARTA, KOMPAS.TV - Said Aqil Siroj diminta untuk maju dan dipilih kembali sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Sebab, untuk menggelorakan himmah ‘aliyah dibutuhkan dua hal mendasar soliditas jam’iyah kepemimpinan yang kuat.
Demikian keterangan tertulis Wakil Ketua Umum Forum Silaturrahim Pendukung Kiai Said Aqil Siroj, Ahmad Muqowam pada Rabu (3/11/2021).
“Semua sependapat bahwa PBNU masih membutuhkan dan masih menginginkan beliau sebagai pemegang estafet kepemimpinan menyongsong NU abad kedua,” kata Ahmad Muqowam.
“Bagi kami, satu dekade kepemimpinan Kiai Said Aqil Siroj dengan segenap ujian dan tantangannya, telah ditunaikan dengan luar biasa cemerlang. Langkah, sikap, dan kebijakan-kebijakan stretagis NU di bawah kepemimpinan beliau sudah on the best track.”
Ahmad Muqowam menilai bahwa kepemimpinan Said Aqil Siroj di periode emas sangat menentukan.
Baca Juga: UI Gandeng PBNU, Said Aqil: Saya Khawatir Radikalisme Subur di Kampus Non Agama
Sebab, pada fase dan momentum inilah agenda-agenda strategis internal dan eksternal, nasional dan internasional, akan dituntaskan.
Misal terkait upaya penguatan manajemen dan database organisasi yang mulai dirintis PBNU. Termasuk penerapan sistem pendataan secara nasional anggota NU melalui SispendaNU.
“PBNU juga telah menerapkan prinsip transparansi kebendaharaan yang sehat, yang terbuka jika setiap saat dibutuhkan audit publik,” ujar Ahmad Muqowam.
Kemudian menghadapi era society 5.0, PBNU dalam kepemimpinan Said Aqil juga telah dan terus menyiapkan diri. Antara lain melalui penguatan perguruan tinggi.
NU secara nasional mempunyai 274 Perguruan Tinggi dibawah naungan Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU).
“Tapi ini belum cukup. Sejak 2014, melalui Badan Hukum Perkumpulan NU, PBNU telah melahirkan 23 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) dengan memfokuskan output di tiga issue terkini, yaitu science, teknologi, dan engineering. 23 UNU ini sudah berjalan dan akan terus dikembangkan,” katanya.
“Dengan fokus pada tiga hal ini juga, Kiai Said masih menargetkan, dalam waktu yang tidak lama sekurangnya satu Wilayah NU akan sudah mendirikan satu Institute Teknologi dan Sains (ITS NU).”
Baca Juga: Muncul Nama Alissa Wahid hingga Teuku Kemal Pasya, Alternatif Calon Ketua PBNU
Ahmad Muqowam menuturkan, keberadaan perguruan tinggi berbasis science, teknologi, dan engineering ini krussial.
Tentunya dalam kerangka mencetak kecakapan hidup era super smart society yang serba internet of things, dan serba artificial intelligence.
“Bersama Prof. DR KH. Said Aqil Siroj, Nahdlatul Ulama sampai kapan pun akan tetap menjadi organisasi penyeimbang, baik dalam peran-peran kebangsaan, sosial, ekonomi, kemanusiaan, dan politik,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.