BEIJING, KOMPAS.TV- Perusahaan teknologi Yahoo resmi keluar dari China, dengan menghentikan semua layanannya di negeri panda itu. Penyebabnya, karena China resmi memberlakukan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi per 1 November 2021.
Mengutip dari BBC News, Rabu (3/11/2021), langkah yang diambil Yahoo itu mengikuti jejak perusahaan teknologi lainnya. Seperti Google dan Microsoft. Bulan lalu, Microsoft mengumumkan mereka menyetop jaringan sosial LinkedIn di China.
"Yahoo tetap berkomitmen pada hak-hak pengguna kami dan internet yang bebas dan terbuka. Kami berterima kasih kepada pengguna kami atas dukungan mereka," kata juru bicara Yahoo kepada BBC News.
Sebelumnya, Yahoo sudah menutup sejumlah layanannya seperti email dan layanan berita sejak 2013. Kemudian pada 2015, Yahoo resmi menutup kantornya di Beijing dan melakukan PHK kepada 300 pekerjanya. Yahoo juga pernah menjadi investor awal raksasa e-commerce China, Alibaba.
Baca Juga: Elon Musk Siap Jual Saham Tesla Rp 85 T untuk Atasi Kelaparan, tapi Ada Syaratnya
Pemerintah China dibawah Presiden Xi Jin Ping, memang membuat banyak aturan bagi perusahaan swasta. Terutama di sektor teknologi, pendidikan, permainan, dan hiburan dalam beberapa bulan terakhir. China juga sangat memperhatikan praktik monopoli oleh swasta.
Sederet aturan yang diberlakukan pemerintah China juga membuat nilai saham perusahaan-perusahaan terbesar China jeblok. Rencananya pemerintah China juga memperkuat aturan yang menekan perilaku monopoli dan mengatur inovasi teknologi.
Pemerintah China juga ikut campur dalam bisnis swasta yang berhubungan dengan banyak orang. Seperti layanan keuangan, pendidikan, dan bimbingan belajar.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.