PONOROGO, KOMPAS.TV - Memanfaatkan limbah batok kelapa yang melimpah, seorang pemuda di Ponorogo, Jawa Timur, mengkreasikannya menjadi beragam perabotan dan hiasan rumah nan indah. Hasil karyanya ini selalu ludes terjual bahkan hingga ke luar negeri.
Limbah batok atau tempurung kelapa yang selama ini hanya dibuang atau dibakar, ternyata bisa menjadi hasil karya bernilai jual tinggi di tangan Pito Cahyono, pemuda asal Desa Carat, Ponorogo.
Dengan tangan terampilnya, Pito Cahyono mampu menyulap limbah tempurung kelapa yang melimpah, menjadi beragam perabotan dan hiasan rumah yang kini banyak digandrungi ibu-ibu dan para pelaku usaha kafe.
Dengan telaten, Pito mengumpulkan dan memilah limbah kelapa ini untuk diolah menjadi perabot rumah, sesuai ukuran yang diinginkan.
Salahsatu yang kini tengah menjadi tren adalah cangkir dari batok kelapa. Tak hanya untuk rumah tangga, tapi juga diminati banyak pemilik kafe dan warung, bahkan ke luar kota hingga luar negeri.
Prosesnya memang tidak terlalu rumit, hanya butuh ketelatenan dan kejelian, menentukan ukuran yang presisi. Dengan peralatan seadanya berupa mesin penggosok dan pemotong, Pito mampu menyulap batok- batok ini menjadi cangkir nan indah.
Usaha yang digeluti sejak 2015 silam ini, kini kewalahan memenuhi pesanan. Puncaknya justru saat pandemi melanda, karyanya banyak dikirim ke beberapa kota di Indonesia. Dijual melalui media sosial.
Apalagi, harga perabotan miliknya ini juga cukup terjangkau. Mulai 10 ribu hingga 150 ribu rupiah, tergantung jenis dan ukuran serta kerumitannya. Selain cangkir, Pito juga membuat vas bunga, mangkuk, celengan, hingga hiasan dinding semua terbuat dari batok kelapa.
Kreatif memanfaatkan limbah yang berserakan, ternyata membuka peluang bisnis yang menguntungkan, apalagi di saat sulit seperti ini. Pito pun berharap, karyanya yang ramah lingkungan ini makin berkembang di masa depan.
#beritaponorogo
#kerajinan
#batokkelapa
#kerajinanbatok
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.