YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Agus Setyo Muntohar dinobatkan menjadi salah satu ilmuwan paling berpengaruh di dunia.
Agus adalah salah satu dari 58 ilmuwan Indonesia yang masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan paling berpengaruh di dunia. Daftar tersebut disusun oleh Stanford University dan Elsevier BV, perusahaan penerbitan yang berkedudukan di Belanda.
Pemeringkatan Top 2% World Rankings Scientists ini diperbarui pada 20 Oktober 2021 silam dan indikator peringkat ini berdasarkan pada c-score yang merupakan jumlah sitasi publikasi yang tidak termasuk sitasi oleh diri sendiri (nonself-citation).
Agus Setyo Muntohar sudah 21 tahun menjadi dosen UMY. Ia berkiprah dalam bidang keahlian geoteknik.
Baca Juga: Wow, Ilmuwan Ciptakan Kayu yang Lebih Tajam dari Pisau Besi
Ruang Laboratorium Komputasi Teknik Sipil UMY merupakan ruang kerja Profesor Agus.
”Prinsip saya adalah agar bisa mengabdikan diri saya sebagai peneliti. Karena saya ingat pesan guru saya kalau jadi dosen jangan tanggung-tanggung,” ujarnya, Senin (1/11/2021).
Ia mengaku terinspirasi salah satu profesor di Drexel University, Amerika Serikat yang menekuni satu bidang dan menjadi peneliti berpengaruh pada bidang geosintesik. Ia termotivasi dengan Profesor Robert Koerner yang menekuni satu bidang dengan serius sehingga menjadi orang yang berpengaruh di bidang itu.
Agus pun menjadi kian mantap untuk menekuni dan meneliti bidang geoteknik. Ilmuwan bidang geoteknik ini pun aktif melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitiannya melalui jurnal-jurnal yang berdampak tinggi dengan prinsip serius dan sesuai dengan etika penelitian.
Sejak menjadi dosen pada 1999, ia sudah mempublikasikan hasil penelitiannya. Bahkan, penelitiannya yang banyak disitasi orang justru penelitian yang sudah ditulisnya sejak 20 tahun lalu.
Selama melakukan penelitian, ia tidak pernah berpikir mengejar peringkat indeks. Justru, profesor yang memiliki jumlah sitasi lebih dari 1.000 ini hanya fokus penelitiannya bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan kualitas dan etika tetap terjaga.
Baca Juga: Ilmuwan Swiss Ciptakan Software Tur VR Jelajahi Jagat Raya, Tertarik Coba?
Sejak melanjutkan studi S2 di Universiti Malaya, Agus sudah mengembangkan studi perbaikan tanah untuk konstruksi jalan dan sudah mendapatkan hak paten.
Pada saat menempuh pendidikan S3 ,dia mengembangkan penelitian ini terkait perbaikan tanah di bidang tanah longsor.
“Penting untuk meneliti isu-isu seputar ke-Indonesia-an bahkan dunia. Sehingga isu tentang tanah longsor ini bukan sekedar isu bencana nasional namun juga bisa menjadi isu dunia,” ucapnya.
Bahkan ia menilai, tanah longsor juga merupakan isu global. Jadi, tidak hanya di Indonesia yang ditekuni melainkan juga perbaikan tanah.
Melalui kontribusi penelitian bidang Geoteknik pada isu tanah longsor, ilmuwan ini juga terlibat dalam penelitian sistem peringatan dini bencana longsor kerja sama antara Belanda, UMY dan Kementerian PUPR.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.