LONDON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson menyebut pihaknya berupaya mendesak China untuk mempercepat program pengurangan emisi karbon.
Akan tetapi, menurut Johnson, desakannya terhadap Presiden Xi Jinping belum bisa dikatakan berhasil.
Pekan ini, China mengumumkan memasang target bebas emisi karbon pada 2060. Puncak emisi karbon Beijing disebut akan terjadi pada 2030.
PM Inggris Raya “mendesak” Xi Jinping memajukan target puncak emisi karbon per 2025.
Baca Juga: Aksi Protes Jelang KTT Perubahan Iklim Dilakukan di Depan Bank di Inggris, Ternyata Ini Sebabnya
“Saya tidak bisa mengatakan bahwa dia (Xi Jinping) berkomitmen atas itu,” kata Johnson kepada reporter jelang berangkat ke Roma, Italia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Menurut Johnson, alasan China tak bisa mempercepat target bebas emisi karena ketergantungan mereka atas tenaga batu bara.
PM Inggris itu menyebut China seharusnya meningkatkan teknologi untuk mempercepat transisi ke energi baru-terbarukan.
Johnson mencontohkan Inggris Raya yang berhasil memangkas ketergantungan terhadap energi batu bara, dari 40 persen pada 2008 hingga hanya 1 persen pada hari ini.
Pembicaraan ini pun menjelang KTT Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang krisis iklim di Glasgow, Skotlandia pada awal November mendatang.
Jelang KTT G20 di Roma, Johnson mengandaikan, jika pemimpin dunia tidak bersatu mengatasi dampak krisis iklim, maka peradaban modern bisa runtuh seperti keruntuhan Romawi Kuno.
“Reruntuhan Roma adalah pengingat fantastis, sebuah memento mori bagi kita hari ini bahwa umat manusia, peradaban, masyarakat dapat mundur atau maju; dan jika segala sesuatu mulai rusak, itu bisa rusak dengan kecepatan luar biasa,” tandasnya.
Baca Juga: Bagi Petani Melarat Afghanistan, Dampak Perubahan Iklim Lebih Mengerikan daripada Perang
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.