NEW YORK, KOMPAS.TV- Harga minyak dunia kembali mencatat rekor tertingginya dalam beberapa tahun terakhir, pada perdagangan Senin waktu Amerika Serikat atau Selasa pagi WIB. Kenaikan harga itu dipicu terbatasnya pasokan minyak dunia dan meningkatnya permintaan minyak di AS.
Mengutip dari Antara, Selasa (26/10/2021), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah 46 sen menjadi 85,99 dollar AS per barel di penutupan perdagangan. Namun di tengah sesi perdagangan harga minyak Brent sempat menembus level 86,70 dollar AS per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember ditutup tidak pada level 83,76 dollar AS per barel. Harga WTI di tengah perdagangan sempat mencapai 85,41 dollar AS per barel, tertinggi sejak Oktober 2014.
Sejak awal September, kedua harga acuan minyak tersebut sudah naik diatas 20 persen. Harga WTI sudah meningkat selama 9 minggu berturut-turut, sementara Brent telah naik selama 7 minggu.
Baca Juga: Produsen Minyak Terbesar Dunia Menyatakan Siap Bebas Emisi Karbon Pada 2050
"Krisis pasokan energi global terus menunjukkan taringnya, sehingga harga minyak memperpanjang kenaikannya minggu ini, akibat para pedagang menilai kenaikan permintaan bahan bakar sedang berlangsung - di tengah respons pasokan yang terbatas menipiskan stok global," kata analis senior pasar minyak di Rystad Energy Louise Dickson.
Goldman Sachs memperkirakan, harga minyak mentah Brent akan mencapai 90 dollar AS per barel di akhir tahun. Baiknya harga gas alam, membuat permintaan minyak meningkat tajam hingga 1 juta barel per hari.
Dalam 1 tahun terakhir, konsumsi minyak di AS melambat. Namun kini kembali meningkat baik dari sektor konsumsi bensin rumah tangga dan industri. AS merupakan konsumen minyak terbesar di dunia.
"Kenaikan harga minyak berlanjut saat minggu baru perdagangan dimulai. Pasokan yang ketat kemungkinan akan bertahan, yang menunjukkan bahwa harga minyak akan naik lebih lanjut," ucap analis energi di Commerzbank Research Carsten Fritsch.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Keuangan Garuda Tidak Sehat Saat Garap Rute Internasional
Kenaikan harga minyak juga disebabkan kekhawatiran pasar atas berkurangnya pasokan batu bara dan gas di China, India, dan Eropa. Sehingga mendorong peralihan bahan bakar ke solar dan bensin lainnya untuk pembangkit listrik.
"Alasan kami melihat kekuatan hari ini berlipat ganda, tetapi di antaranya adalah pergantian bahan bakar," ucap Direktur Energi Berjangka di Mizuho Bob Yawger.
Di India, produksi minyak mentah pada September naik tipis dari bulan sebelumnya. Kilang minyak yang ada berupaya memenuhi permintaan yang melonjak.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.