JAKARTA, KOMPAS.TV – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) harus segera berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memperbaiki sistem data digital mereka. Kebocoran data aduan ke KPAI sangat mengkhawatirkan karena bisa dimanfaatkan predator anak.
Hal tersebut disampaikan Pakar Keamanan Siber Lembaga Riset Cissrec Pratama Persadha dalam pernyataan video kepada KompasTV, Jumat (22/10/2021).
Pratama menyatakan KPAI harus segera melakukan digital forensic dalam sistem datanya. Digital forensic ini untuk mencek ulang celah-celah keamanan sehingga menyebabkan peretas (hacker) bisa masuk ke dalam data KPAI.
Menurutnya KPAI harus bisa memetakan data-data apa saja yang telah bocor.
“Cek data apa saja yang bocor sehingga bisa dilakukan langkah-langkah mitigasi. Setelah dicek, dipetakan kemudian diperkuat sistemnya bisa koordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara,” tutur Pratama.
Baca Juga: Database Pengaduan Dicuri, KPAI Pastikan Layanan Tetap Berjalan dan Aman
Menurutnya, setelah mengetahui data apa saja yang bocor dan telah dijual di internet, KPAI harus segera berkoordinasi dengan para pemilik data. Tujuannya ialah untuk menginformasikan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan para pemilik data.
Dia khawatir jika perbaikan sistem melalui digital forensic tidak dilakukan, maka lebih banyak lagi data KPAI yang dicuri.
“Kalau tidak dilakukan digital forensic atau tidak dilakukan asessment pada sistem, nanti akan digunakan orang lain lagi untuk masuk ke dalam sistem KPAI dan digunakan untuk mencuri data yang ada di sistem informasi KPAI. Oleh karena itu segera melakukan koordinasi dengan BSSN dan digital forensik,” paparnya.
Baca Juga: Database KPAI dan Bank Jatim Diduga Bocor, Pakar Keamanan Siber Temukan Sudah Dijual di Raid Forum
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.