SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Selatan memulai pameran industri pertahanannya yang terbesar hari Selasa (19/10/2021), memamerkan jet tempur, drone, dan teknologi terbaru dalam upaya meningkatkan ekspor seiring pulihnya ekonomi di seluruh dunia dari pandemi Covid- 19.
Seperti dilansir Straits Times, upacara pembukaan Pameran Luar Angkasa dan Pertahanan Internasional (ADEX) di pangkalan udara Seoul dibayang-bayangi peluncuran rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan dari kapal selam.
"Meskipun ada situasi Covid-19 tahun ini, kami berharap pemasaran dan ekspor produk yang dikembangkan perusahaan dalam negeri (yang ada) di ruang pameran, yang telah diperluas dari (pameran) tahun lalu," kata pejabat ADEX Lee Jong-ho kepada wartawan, Senin (18/10/2021).
Sedikitnya 440 perusahaan dari 28 negara memamerkan 79 jenis pesawat dan 68 jenis kendaraan militer darat.
Sekitar 300 pejabat pemerintah, militer dan pertahanan dari 45 negara diperkirakan akan menghadiri acara tersebut, yang berlangsung hingga Sabtu.
Sedikitnya 170 tentara Amerika Serikat dikerahkan untuk memamerkan pesawat militer Amerika, kata Angkatan Udara Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Prabowo dan Jokowi Hadiri Peluncuran Jet Tempur KF-X Kerja Sama Korsel-Indonesia
Pekan lalu, pejabat Korea Aerospace Industries menolak memberi komentar kesepakatan ekspor potensial untuk jet tempur KF-21 dan Helikopter Serbu Ringan, tetapi mengatakan kedua program berjalan sesuai rencana.
Korean Air mengatakan sedang menampilkan drone dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal, sementara "pusat ruang angkasa" di pameran itu menampilkan komponen program luar angkasa Korea Selatan, yang diharapkan mendapat dorongan dengan kendaraan peluncur luar angkasa pertamanya yang direncanakan hari Kamis.
Korea Utara, yang mengeluhkan pengembangan senjata Korea Selatan bisa mengacaukan semenanjung, menunjukkan kemampuan pertahanan mereka minggu lalu.
Ekspor senjata Korea Selatan tahun 2016-2020 melonjak 210 persen lebih tinggi dibanding tahun 2011-2015, menurut data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.